Pengikut
Minggu, 11 Januari 2009
PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP BERBAGAI ASPEK DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA
Banyak sekali penyebab kemiskinan yang dihubungkan dengan:
1.penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin; penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
2.penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar; penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
3.penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negera terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
Faktor-faktor penyebab kemiskinan, disamping faktor-faktor kondisi alam dan geografis, juga disebabkan oleh faktor-faktor ketidakadilan ekonomi, sosial ataupun politik yang mengakibatkan apa yang disebut Kemiskinan Struktural (Struktural Poverty) baik pada tatanan negara ataupun internasional. Kemiskinan Struktural dapat dijelaskan dengan fenomena-fenomena urban bias, rural-urban dualism, proletarianization serta yang terakhir dapat dijelaskan pula oleh fenomena environmental destruction. Kemiskinan tersebar pula dengan pola yang terstruktur mulai dari remote area, rural area, sub-urban area, dan urban slum.
Teori ekonomi mengatakan bahwa untak memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi. Melalui berbagai suntikan maka diharapkan produktifitas akan meningkat. Namun, dalam praktek persoalannya tidak semudah itu. Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti : pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan.
Penanggulangan masalah kemiskinan di Indonesia juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Program Penanggulangan Kemiskinan bersasaran (targeted poverty alleviation) paling serius dalam sejarah bangsa Indonesia adalah program IDT di sepertiga desa di Indonesia, dan program Takesra/Kukesra di dua pertiga desa lainnya.
Mengingat adanya dua bentuk kemiskinan yaitu Kemiskinan Absolut (Absolute Poverty) dan Kemiskinan Relatif (Relative Poverty) maka pemerintah perlu menetapkan kebijaksanaan, strategi maupun program-program yang spesifik untuk mengentaskan kedua bentuk kemiskinan tersebut. Kemiskinan Absolut harus dilihat sebagai prioritas, darurat (emergency) sifatnya dan memerlukan penanganan jangka pendek sampai menengah, karena biasanya permasalahan yang dihadapi tidak dapat menunggu terlalu lama dan membutuhkan program-program yang bersifat dadakan (crash program) Sedangkan pengentasan Kemiskinan Relatif memerlukan kebijaksanaan, strategi, dan program-program yang konsisten untuk jangka panjang, karena berkaitan dengan mengubah dan memelihara pemerataan distribusi pendapatan.
Sesuai dengan konsepsi mengenai keberfungsian sosial, strategi penanganan kemiskinan pekerjaan social terfokus pada peningkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya. Karena tugas-tugas kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan multi-wajah, maka intervensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya. Prinsip in dikenal dengan pendekatan “person in environment dan person in situation”.
cyber crime
Cybercrime adalah tindak pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Berbagai definisi pernah dikemukakan oleh para ahli, namun belum terdapat keseragaman terhadap definisi tersebut. Secara teknis tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi offline crime, semi online crime, cyber crime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama diantara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik (baca: internet). Cybercrime merupakan perkembangan lebih lanjut dari kejahatan atau tindak pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer.
FAKTOR-FAKTOR YG MENYEBABKAN
faktor apakah yang menimbulkan tindak pidana diatas khususnya cybercrime. Kejahatan tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu teknis dan sosio ekonomi (kemasyarakatan).
Pertama dari segi teknis, tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi (teknologi informasi) berdampak negatif bagi perkembangan masyarakat. Berhasilnya teknologi tersebut menghilangkan batas wilayah negara menjadikan dunia ini menjadi begitu sempit. keterhubungan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain memudahkan bagi si pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan yang satu lebih kuat daripada yang lain.
Kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan.
Kedua, faktor sosio ekonomi, cybercrime merupakan produk ekonomi. Isu global yang kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan (security network). Kemanan jaringan merupakan isu global yang digulirkan berbarengan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Cybercrime berada dalam skenario besar dari kegiatan ekonomi dunia. Lihat saja pengalaman kita pada saat memasuki tahun 2000. Isu virus Y2K yang akan menghilangkan (menghapuskan) data dan informasi ternyata tidak pernah terjadi. Hal ini tentu saja menguatirkan duni perbankan dan pasar modal. Berbondong-bondonglah para penyediasa jasa tersebut untuk memberikan jaminan keamanan bahwa data dan informasi yang ada telah terbebas dari Y2K.
BERDASARKAN JENIS AKTIVITAS
Kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab melalui internet kemungkinan bisa dilakukan dengan motivasi mencari keuntungan materi maupun sekedar melampiaskan keisengan saja. Melalui tuisan ini penulis mencoba memberikan gambaran seperti apa saja tindak kejahatan di dunia maya (cybercrime) yang dapat dilakukan berdasarkan aktivitasnya. Berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya, cybercrime dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Unauthorized Access.
Cybercrime untuk jenis ini merupakan kejahatan yang terjadi ketika seseorang dengan kemampuannya memamsuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah (ilegal). Analog yang sederhana adalah kalau dalam dunia nyata orang yang akan melakukan kejahatan akan melihat-lihat apakah pintu rumah korban terkunci, apa merek kunci yang dipakai, apakah kemungkinan ada jendela rumah yang terbuka, apakah pagar rumahnya terkunci dan seterusnya. Contoh aktivitas jenis kejahatan ini adalah Probing dan Port Scanning. Banyak program yang bisa digunakan untuk melakukan Probing atau Port Scanning yang bisa diperoleh secara gratis di internet. Contoh program yang dimaksud seperti "nmap" (untuk sistem yangberbasis UNIX, LINUX) dan "Superscan" (untuk sistem yang berbasis MS.Windows).
Contoh yang lain dari kejahatan Unauthorized Access adalah Cyber-Tresspass atau pelanggaran area privasi orang lain seperti mengirimkan email yang tidak berguna kepada email orang lain (Spam Email).
b. Illegal Contents.
Jenis kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesutau hal yang tidak benar, kurang etis yang dianggap melanggar hukum atau melanggar ketertiban umum. Contoh penyebaran gambar-gambar porno atau cabul di internet, fitnah terhadap sesorang yang disebarluaskan melalui media internet c. Penyebaran Virus secara sengaja.
Banyak jenis virus komputer yang menyebar melalui internet baik yang sifatnya show only (menunjukkan kemampuan diri) atau yang bersifat desktruktif. Biasanya virus komputer menyebar melalui email dan akan tersebar keberbagai email yang dikirim. Contoh virus komputer misalnya virus I Love You, SirCam, Bronthok dan lain-lain
d. Data Forgery.
Yang dilakukan dalam jenis kejahatan ini adalah memalsukan data pada dokumen-dokumen penting institusi atau perusahaan-perusahaan yang berbasis web yang ada di internet.
e. Cyber Espionage.
Yaitu kejahatan dengan memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan cara masuk ke suatu sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.
f. Sabotage and extortion.
Merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, pengrusakan atau penghancuran sistem jaringan komputer yang terkoneksi pada jaringan internet.
g. Cyberstalking.
Yaitu melakukan teror atau pelecehan terhadap seseorang dengan memanfaatkan media internet seperti menggunakan email. Melalui email hal ini akan dengan mudah dilakukan seseorang karena untuk membuat email secara gratis bisa dilakukan tanpa harus melengkapi data identitas diri yang sebenarnya.
h. Carding.
Carding merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit seseorang yang digunakan dalam transaksi perdangan di internet. Kejahatan carding ini muncul seiring dengan perkembangan bisnis yang banyak dilakukan melaui internet(e-commerce).
i. Hacking dan Cracking.
Kita sering mendengar istilah hacker yaitu orang yang mmiliki kemampuan penguasaan sistem komputer di atas rata-rata pengguna komputer.Hacker sebanarnya memiliki konotasi yang netral. Orang yang memiliki kemampuan seperti hacker yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet inilah yang disebut cracker (pembobol). Dengan kata lain cracker ini sebenarnya orang yang mamanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. Aktivitas para cracker memiliki lingkup yang luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, penyebaran virus hingga melumpuhkan target sasaran (Dose attack) dari suatu sistem yang dimiliki oleh suatu institusi atau organisasi. Secara nyata ulah pelumpuhan target sasaran ini untuk melumpuhkan pelayanan sehingga perusahaan akan menderita kerugian secara financial. Dose attack dapat ditujukan kepada server atau juga kepada jaringan komputer hingga dapat menghabiskan bandwidth. Bila itu terjadi sistem sistem akan mengalami hang, crash.
j. Cybersquatting and Typosquatting.
cybersquatting adalah kejahatan yang dilakukan dengan mendaptarkan domain nama perusahaan orang lain, kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang tentunya lebih mahal.Typosquating adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain.
k. Hijacking.
Merupakan tindak kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Misalnya pembajakan perangkat lunak (software Piracy).
l. Cyber Terorism.
Yaitu tindakan cybercrime yang mengancam pemerintaha atau militer. Contoh ada suatu wesite yang bernama Club Hacker Muslim yang ditenggarai menuliskan tip dan trik untuk melakukan hacking ke Pentagon.
CONTOH KASUS DI INDONESIA
Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain. Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang dicuri dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, pencurian account cukup menangkap userid dan password saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya benda yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunaan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung.
Membajak situs web. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya.
Probing dan port scanning. Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan port scanning atau probing untuk melihat servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia nyata adalah dengan melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan, jendela mana yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak) dan seterusnya. Yang bersangkutan memang belum melakukan kegiatan pencurian atau penyerangan, akan tetapi kegiatan yang dilakukan sudah mencurigakan.
Berbagai program yang digunakan untuk melakukan probing atau port scanning ini dapat diperoleh secara gratis di Internet. Salah satu program yang paling populer adalah nmap (untuk sistem yang berbasis UNIX, Linux) dan Superscan (untuk sistem yang berbasis Microsoft Windows). Selain mengidentifikasi port, nmap juga bahkan dapat mengidentifikasi jenis operating system yang digunakan.
Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack. DoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial. Bagaimana status dari DoS attack ini? Bayangkan bila seseorang dapat membuat ATM bank menjadi tidak berfungsi. Akibatnya nasabah bank tidak dapat melakukan transaksi dan bank (serta nasabah) dapat mengalami kerugian finansial. DoS attack dapat ditujukan kepada server (komputer) dan juga dapat ditargetkan kepada jaringan (menghabiskan bandwidth). Tools untuk melakukan hal ini banyak tersebar di Internet. DDoS attack meningkatkan serangan ini dengan melakukannya dari berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan) komputer secara serentak. Efek yang dihasilkan lebih dahsyat dari DoS attack saja.
Kejahatan yang berhubungan dengan nama domain. Nama domain (domain name) digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan merek dagang. Namun banyak orang yang mencoba menarik keuntungan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Pekerjaan ini mirip dengan calo karcis. Istilah yang sering digunakan adalah cybersquatting. Masalah lain adalah menggunakan nama domain saingan perusahaan untuk merugikan perusahaan lain. (Kasus: mustika-ratu.com) Kejahatan lain yang berhubungan dengan nama domain adalah membuat “domain plesetan”, yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. (Seperti kasus klikbca.com) Istilah yang digunakan saat ini adalah typosquatting.
Sedemikian kompleksnya bentuk kejahatan mayantara dan permasalahnnya menunjukan perlunya seorang profesional yang secara khusus membidangi permasalahan tersebut untuk mengatasi atau setidaknya mencegah tindak kejahatan cyber dengan keahlian yang dimilikinya. Demikian pula dengan perangkat hukum atau bahkan hakimnya sekalipun perlu dibekali pengetahuan yang cukup mengenai kejahatan mayantara ini disamping tersedianya sarana yuridis (produk undang-undang) untuk menjerat sang pelaku.
PENANGGULANGANNYA
IDCERT (Indonesia Computer Emergency Response Team)1. Salah satu cara untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat sebuah unit untuk melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai dikenali dengan munculnya “sendmail worm” (sekitar tahun 1988) yang menghentikan sistem email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer Emergency Response Team (CERT)2. Semenjak itu di negara lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT Indonesia.
Sertifikasi perangkat security. Perangkat yang digunakan untuk menanggulangi keamanan semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk keperluan pribadi tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk keperluan militer. Namun sampai saat ini belum ada institusi yang menangani masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di Korea hal ini ditangani oleh Korea Information Security Agency.
Bagaimana di Luar Negeri?
Berikut ini adalah beberapa contoh pendekatan terhadap cybercrime (khususnya) dan security (umumnya) di luar negeri.
Amerika Serikat memiliki Computer Crime and Intellectual Property Section (CCIPS) of the Criminal Division of the U.S. Departement of Justice. Institusi ini memiliki situs web
National Infrastructure Protection Center (NIPC) merupakan sebuah institusi pemerintah Amerika Serikat yang menangani masalah yang berhubungan dengan infrastruktur. Institusi ini mengidentifikasi bagian infrastruktur yang penting (critical) bagi negara (khususnya bagi Amerika Serikat). Situs web:
The National Information Infrastructure Protection Act of 1996
CERT yang memberikan advisory tentang adanya lubang keamanan (Security holes).
Korea memiliki Korea Information Security Agency yang bertugas untuk melakukan evaluasi perangkat keamanan komputer & Internet, khususnya yang akan digunakan oleh pemerintah.
Cyber Crime dalam Perspektif Rancangan Konsep KUHP Baru
Indonesia saat ini sedang melakukan langkah-langkah kebijakan harmonisasi dengan negara-negara lain, khususnya dalam lingkungan Asia/ASEAN menyangkut masalah cyber crime. Antisipasi masalah cyber crime tidak melulu melalui penyusunan RUU ITE oelh tim gabungan Depkominfo dengan perguruan tinggi, namun juga berusaha mengantisipasinya dalam penyusunan konsep KUHP baru.
Menjerat Pelaku Cyber Crime dengan KUHP
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) telah mengatur hubungan-hubungan hukum tentang kejahatan yang berkaitan dengan komputer (computer crime) yang kemudian berkembang menjadi cyber crime. Setidaknya ada dua pendapat yang berkembang sejalan dalam menangani kasus kejahatan yang berhubungan dengan komputer yang secara tidak langsung juga berkaitan dengan masalah cyber crime yakni;
1. KUHP mampu untuk menangani kejahatan di bidang komputer (computer crime)
Madjono Reksodiputro, pakar kriminolog dari Universitas Indonesia yang menyatakan bahwa kejahatan komputer sebenarnya bukanlah kejahatan baru dan masih terjangkau oleh KUHP untuk menanganinya. Pengaturan untuk menangani kejahatan komputer sebaiknya diintegrasikan ke dalam KUHP dan bukan ke dalam undang-undang tersendiri.
2. Kejahatan yang berhubungan dengan komputer (computer crime) memerlukan ketentuan khusus dalam KUHP atau undang-undang tersendiri yang mengatur tindak pidana dibidang komputer.
Cyber Crime dan Upaya Antisipasinya Secara Yuridis
Saat ini berbagai upaya telah dipersiapkan untuk memerangi cyber crime. The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) telah membuat guidelines bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan computer related crime , dimana pada tahun 1986 OECD telah mempublikasikan laporannya yang berjudul “computer related crime: analysis of legal policy”. Laporan ini berisi hasil survei terhadap peraturan perundang-undangan negara-negara anggota beserta rekomendasi perubahannya dalam menanggulangi computer related crime tersebut, yang mana diakui bahwa sistem telekomunikasi juga memiliki peran penting didalam kejahatan tersebut. Melengkapi laporan OECD, The Council of Europe (CE) berinisiatif melakukan studi mengenai kejahatan tersebut. Studi ini memeberikan guidelines lanjutan bagi para pengambil kebijakan untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang seharusnya dilarang berdasakan hukum pidana negara-negara anggota dengan tetap mempehatikan keseimbangan antara hak-hak sipil warga negara dan kebutuhan untu melakukan proteksi terhadap computer related crime tersebut. Pada perkembangannya, CE membentuk Committee of Experts on Crime ini Cyber space of The Committee on Crime problem, yang pada tanggal 25 April 2000 telah mempublikasikan draft Convension on Cyber Crime sebagai hasil kerjanya, yang menurut Prof. Susan Brenner dari University of Daytona School of Law, merupakan perjanjian internsional pertama yang mengatur hukum pidana dan aspek proseduralnya untuk berbagai tipe tindak pidana yang berkaitan erat dengan penggunaan komputer, jaringan atau data, serta berbagai penyalahgunaan sejenis18.
Di Indonesia sendiri, setidaknya sudah terdapat Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang di gawangi oleh Direktorat Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika. Subyek-subyek muatannya ialah menyangkut masalah yurisdiksi, perlindungan hak pribadi, azas perdagangan secara e-comerce, azas persaingan usaha usaha tidak sehat dan perlindungan konsumen, azas-azas hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dan hukum Internasional serta azas Cyber Crime. RUU tersebut mengkaji cyber case dalam beberapa sudaut pandang secara komprehensif dan spesifik, fokusnya adalah semua aktivitas yang dilakukan dalam cyberspace untuk kemudian ditentukan pendekatan mana yang paling cocok untuk regulasi Hukum Cyber di Indonesia.
Jaringan komputer global pada awalnya digunakan hanya unuk saling tukar-menukar informasi, tetapi kemudian meningkat dari sekedar media komunikasi kemudian menjadi sarana untuk melakukan kegiatan komersilseperti informasi, penjualan dan pembelian produk. Keberadaannya menjadi sebuah intangible asset sebagaimana layaknya intelectual property. Adanya pergeseran paradigma dimana jaringan informasi merupakan infrastruktur bagi perkembangan ekonomi suatu negara, mengharuskan kita secara sistematis membangun pertumbuhan pemanfaatan TI di Indonesia. Kompetisi yang terjadi pun harus senantiasa disiasati dengan melihat secara positif kompetisi yang sedang berlangsung. Negara manapun tidak mungkin menghindari ini, selain harus mengikuti irama kemajuan dengan menjadikan kemajuan yang telah dicapai oleh negara lain sebagai pemacu dalam mengembangkan TI di negara kita.
Hal itu sesuai dengan eksistensi kecenderungan Teknologi Informasi pada masyarakat indonesia, adalah sebagai "follower". Indonesia tidak tertinggal jauh dalam "kualitas", tapi memang tertinggal jauh dalam "kuantitas". kuantitas pun masih bisa di bilang cukup memadai jika diukur dari total penduduk Indonesia yang sudah mengenal teknologi inforamtika, dan bukan dari prosesntase pengguna teknologi informatika.
Dalam konteks kualitatif, dengan akselerasi macam apapun yg masih logis (katakan dengan optimalisasi daya dan upaya), Indonesia akan tetap tertinggal. Maka ketertinggalan adalah bukan isu yang "essensial". Dan secara realistis, bahwa kita memang tidak tinggal diam.
Hal tersebut harus sudah diciptakan sejak dini, karena telah diakui oleh banyak pihak, teknologi informasi akan menjadi bagian aktifitas terpenting untuk menentukan keberhasilan individu dalam era mendatang yang serba digital.
HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIALAMI OLEH PARA PENAGAK HUKUM DALAM MENANGANI CYBER CRIME.
Faktor apa yang menjadi hambatan sebenarnya sederhana saja. Di Indonesia masih sedikit penegak hukum yang memahami perkembangan kejahatan. Namun hal tersebut merupakan kondisi yang umum terjadi di negara-negara yang baru mengenal teknologi internet. Kedua, keberadaan undang-undang (hukum positif) di Indonesia telah mengalami stagnan. Karena tidak berlaku secara luas dalam arti mampu iuntuk mencegah (meredam) kejahatan baru. Bila coba kita detilkan, Indonesia memiliki permasalahan mendasar dalam pengembangan hukum. Sehingga permasalahan cybercrime masih menjadi isu elit di kalangan praktisi teknologi informasi.
Selain itu kita masih memiliki permasalahan dengan penerapan hukum. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Indonesia tidak di desain untuk kejahatan berbasis teknologi informasi. Akhirnya, cybercrime akan menjadi sulit untuk dibuktikan dan pelakunya sulit untuk diberikan sanksi.
Sekedar ilustrasi, tidak ada perubahan dalam konsep tindak pidana yang menggunakan peralatan komputer (cybercrime) dengan kejahatan konvensional. Hanyalah media saja yang digunakan. Sehingga terkesan, bahwa cybercrime ini tidak bisa tersentuh oleh hukum. Untuk itu, penyiapan suatu undang-undang harus dibarengi dengan pembekalan di kalangan penegak hukum. Demikian, terima kasih atas perhatiannya. Bila terdapat hal yang kurang jelas, Sdri Mega dapat menghubungi kami.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian terhadap 3 masalah pokok yang dibahas di dalam penelitian ini adalah :
1) Opini umum yang terbentuk bagi para pemakai jasa internet adalah bahwa cybercrime merupakan perbuatan yang merugikan. Para korban menganggap atau memberi stigma bahwa pelaku cybercrime adalah penjahat. Modus operandi cybercrime sangat beragam dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, tetapi jika diperhatikan lebih seksama akan terlihat bahwa banyak di antara kegiatan-kegiatan tersebut memiliki sifat yang sama dengan kejahatan-kejahatan konvensional. Perbedaan utamanya adalah bahwa cybercrime melibatkan komputer dalam pelaksanaannya. Kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan kerahasiaan, integritas dan keberadaan data dan sistem komputer perlu mendapat perhatian khusus, sebab kejahatan-kejahatan ini memiliki karakter yang berbeda dari kejahatan-kejahatan konvensional.
2) Sistem perundang-undangan di Indonesia belum mengatur secara khusus mengenai kejahatan komputer melalui media internet. Beberapa peraturan yang ada baik yang terdapat di dalam KUHP maupun di luar KUHP untuk sementara dapat diterapkan terhadap beberapa kejahatan, tetapi ada juga kejahatan yang tidak dapat diantisipasi oleh undang-undang yang saat ini berlaku.
3) Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam upaya melakukan penyidikan terhadap cybercrime antara lain berkaitan dengan masalah perangkat hukum, kemampuan penyidik, alat bukti, dan fasilitas komputer forensik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ditemukan di dalam melakukan penyidikan terhadap cybercrime antara lain berupa penyempurnaan perangkat hukum, mendidik para penyidik, membangun fasilitas forensic computing, meningkatkan upaya penyidikan dan kerja sama internasional, serta melakukan upaya penanggulangan pencegahan.
1
2
KEMISKINAN KAJIAN ASPEK SOSIAL DAN KERUANGAN
Kemiskinan juga merupakan suatu keadaan sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan berbagai keadaan kehidupan. Meskipun kemiskinan yang paling parah terhadap keadaan berkembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di Negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan tuna wisma / gelandangan yang menempati daerah-daerah kumuh (skun area) di pinggiran kota. Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar tertentu dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan. Standar ini disebut garis kemiskinan, yaitu nilai pengeluaran konsumsi kebutuhan dasar, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan dasar dan bukan makanan yang paling pokok. Kekeliruan yang sering kali adalah kemiskinan didefinisikan hanya sebagai fenomena ekonomi dalam arti rendahnya penghasilan / tidak memiliki mata pencaharian, kompenen alam yang tidak mendukung, misalnya tanah pertanian tidak subur, berkurangnya daerah serapan air serta komponen sosial yang berupa penduduk, tehnologi dan transportasi yang rendah.
Dalam pendekatan tentang keruangan dan perencanaan, bahwa faktor-faktor yang menguasai penyebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah agar penyebaran lebih efisien dan lebih wajar (Bintarto; Surastopo, 1983:12). Analisis keruangan yang harus diperhatikan antara lain penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancang. Pendekatan tersebut memperoleh penguatan dalam GBHN 2000-2004 dan propenas 2001-2004, yaitu kajian kemiskinan dilakukan dengan pendekatan bahwa masyarakat memperoleh ruang utuk menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-masing. Upaya pembagunann perlu diarahkan pada penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat.
Secara umum kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian : kemiskinan absolute, kemiskinan relatif dan kemiskinan cultural. Kemiskinan absolute apabila seseorang itu hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup minimum : pangan, sandang, kesehatan, papan dan pendidikan. Kemiskinan relatif apabila seseorang itu telah hidup di garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan cultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau kelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantu.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor-faktor : (1) struktural, yaitu kebijakan dan aturan pemerintah yang tidak memihak masyarakat miskin; (2) rendahnya kapasitas masyarakat dalam mengelola sumberdaya pembangunan sehingga produktivitas masyarakat tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan kesejahteraan masyarakat; dan (3) faktor geografis, yaitu kondisi alam yang menyebabkan kemiskinan dan ketertinggalan masyarakat tersebut dengan masyarakat lainnya.
Pada dasarnya penyebab utama kemiskinan di Indonesia dari aspek sosial dan keruanganan adalah: (1) pengaruh faktor pendidikan yang rendah; (2) ketimpangan kepemilikan lahan dan modal pertanian; (3) ketidakmerataan investasi di sektor industri dan pertanian; (4) alokasi anggaran kredit yang terbatas; (5) terbatasnya kemampuan dalam pengelolaan sumberdaya alam; (6) arus urbanisasi tinggi (mendorong orang desa ke kota); (7) pengelolahan ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional; (8) rendahnya produktifitas dan pertumbuhan modal; (9) tata pemerintahan yang buruk (bad governance) yang umumnya masih berkembang di kalangan masyarakat desa; (11) tidak ada jaminan sosial untuk bertahan hidup dan untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat; dan (12) rendahnya jaminan kesehatan.
Dalam pendekatan-pendekatan geografis, dapat menggunakan pendekatan ekologi (ekosistem) dalam penanggulangan kemiskinan. Sebenarnya kemiskinann dalam suatu wilayah dapat diletakkan berdasarkan klasifikasi tipe ekologi (Bintarto, Surastopo; 1983:19 ). Di Indonesia, hasil pemetaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan dengan aktivitas utama industri dan jasa memiliki skor indeks kemiskinan yang lebih baik dibandingkan dengan tipe masyarakat agro ekosistem lainnya justru memiliki alternatif sumber ekonomi berkenaan dengan potensi sumberdaya alamnya. Padahal kebutuhan hidup masyarakat kota di datangkan dari desa dan daerah sekitarnya. Kenyataannya di Indonesia menunjukkan bahwa potensi agro ekosistem belum dikembangkan secara optimal bagi penanggulangan kemiskinan. Justru masyarakat di perkotaan yang banyak menerima interverensi program-program pembangunan melalui program pembangunan kota seperti infrastruktur prasarana ekonomi dan sosial budaya, banyak menghasilkan reduksi kemiskinan.
Kemiskinan pada dasarnya banyak dihubungkan dengan:
Penyebab individual atau patologis yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari prilaku, pilihan atau dari si miskin;
Penyebab keluarga yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
Penyebab sub budaya (sub cultural) yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain termasuk perang, pemerintah dan ekonomi;
Penyebab stuktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial
Strategi penanggulangan kemiskinan menurut prespektif pekerjaan sosial adalah potensi pertolongan kemanusiaan yang fokus utamanya untuk membantu orang agar dapat membantu dirinya sendiri. Konsep kebarfungsian sosial pada intinya menunjukkan pada kapasitas (capabilities) individu, keluarga atau masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya. Konsepsi ini mengedepankan nilal bahwa klien adalah subyek pembangunan, bahwa klien memiliki kapabilitas dan potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan, bahwa klien memiliki atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilitasi asset dan sumber-sumber yang ada di sekitar dirinya.
Tanggapan utama terhadap kemiskinan dari kajian aspek sosial keruangan adalah bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin ini telah menjadikan pendekatan dari masyarakat eropa sejak zaman pertengahan.
Penanggulangan kemiskinan di Indonesia ditinjau dari aspek sosial dan keruangan didasarkan pada :
Program pertumbuhan ekonomi yang cukup mampu mengatasi segala masalah sosial ekonomi bangsa. Selama periode 1976-1996 (20 tahun Repalita II-IV) angka kemiskinan Indonesia turun drastis dari 40% menjadi 11% yang dianggap cukup menjadi pembenaran bahwa pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun dalam periode itu adalah faktor penentunya. Maka krisis ekonomi 1997-1998 kembali meningkatkan angka kemiskinan menjadi 24% tahun 1998 dengan mudah dijadikan alasan kuat bahwa memang pertumbuhan ekonomi adalah segala-segalanya.
Program penanggulangan kemiskinan bersasaran (targeted poverty alleviation) paling serius dalam sejarah bangsa Indonesia adalah program Impres Desa Tertinggal (IDT) di sepertiga desa di Indonesia dan program Tahap Kesejahteraan Rakyat (TAKESRA) di dua pertiga desa lainnya. Kedua didasarkan atau inpres 5/1993 dan inpres 3/1996, yang pertama dengan anggaran dari APBN dan yang kedua dari APBN ditambah bantuan konglomerat. Program IDT maupun TAKESRA keduanya dilaksanakan melalui pendekatan kelompok sasaran antara 15-30 kepala keluarga dengan pemberian modal bergulir, yang pertama IDT sebagi hibah dan yang kedua sebagai pinjaman atau kredit.
Oleh sebab itu jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 37,4 juta jiwa, sesungguhnya merupakan komonitas penduduk miskin yangt tidak mampu dalam mencapai tingkat kesejahteraan minimal. Dalam artian kemiskinan sesungguhnya lebih semakin jelas bilamana dilihat dari penglihatan seberapa besar kemampuan seseorang mencapai kesejahteraannya. Batasan kesejahteraan masih banyak diperdebatkan terlalu banyak batasan-batasan kesejahteraan yang tealah di kemukakan para ahli namun secara umum kesejahteraan dapat di artikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan primernya (basic needs) berupa sandang, pangan, pendidikan dan kesehatan. Akan tetapi definisi kesejahteraan dapat juga merupakan tingkat aksebilitas seseorang dalam kepemilikan faktor-faktor produksi yang dapat ia manfaatkan dalam suatu proses produksi dan ia memperoleh imbalan bayaran (compentation) dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut. Semakin tinggi seseorang mampu meningkatkan pemakaian faktor-faktor produksi yang ia kuasai maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan yang diraihnya. Demikian pula sebaliknya orang menjadi miskin karena tidak punya akses yang luas dalam memiliki faktor-faktor produksi walaupun faktor produksi itu adalah dirinya sendiri. Kemiskinan dan kesejahteraan ibarat dua sisi mata uang yang tidak terlepas dimanapun di letakkan.
Keadaan Bumi Sebagai Planet Biru
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bumi adalah satu-satunya tempat di mana manusia dapat hidup dan bertahan tanpa alat bantu, berkat tanah dan air yang melimpah serta atmosfer yang dapat dihirup untuk bernafas.
Dimulai dari planet Bumi merupakan sebuah tempat yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini, perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Pengiring Matahari lainnya adalah planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid, komet dan sebagai-nya. Ragam wahana dalam tata surya itu berupa sosok bola gas, bola beku, karang tandus yang sangat panas; semuanya tak terpilih seperti planet Bumi. Lalu, mengapa wahana yang tersebar di alam semesta yang sangat luas itu tak semuanya mudah atau layak dihuni oleh kehidupan?.
Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan penge-tahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.
Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya, hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu, pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026 meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu, energi, massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar.
Tentang rentang waktu alam semesta, manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 - 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 - 10100tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya (10101 - 10??? tahun) dan Zaman Kehancuran Alam Semesta (10200???? tahun), ketika materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah), akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.
Penjelajahan akal manusia bisa menggapai penaksiran hal-hal berikut: jumlah partikel (di Matahari 1060 atau di Bumi 1050), energi ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar 1033 Joule), energi radiasi matahari sebesar 1026 watt, energi Matahari yang diterima Bumi sebesar 1022 Joule, energi yang diperlukan manusia per tahun sebesar 1020 Joule, energi penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium sebesar 1013 Joule, energi yang dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah anugerah yang besar bagi manusia, walaupun melalui proses yang panjang.
BAB II
PEMBAHASAN
Bumi Planet yang Biru
Bumi, beserta atmosfer dan lautannya, beserta biosfernya yang rumit, beserta kerak yang terbentuk dari bekuan batuan metamorfik berlapis-lapis, yang relatif teroksidasi, kaya akan silika, dan menyelimuti (lapisan dan inti yang terdiri dari magnesium silikat) biji besi, beserta puncak salju, gurun pasir, hutan, padang lumut, rimba belantara, padang rumput, danau air tawar, padang batubara, kantong minyak, gunung api, lubang lahar, pabrik, mobil, tanaman, binatang, medan magnet, ionosfer, pegunungan di tengah laut, lapisan penyangga merupakan sistem dengan kerumitan mencengangkan.
Petualang luar angkasa khayalan, dari planet di angkasa yang jauh di sana, ketika mendekati tata surya akan menjumpai pemandangan yang sangat menarik. Bayangkan bahwa kita adalah pe-ngembara seperti itu, dan kita sedang menghampiri bidang edar planet terhadap matahari—sebuah lingkaran raksasa pada bola langit di mana seluruh planet utama dalam tata surya kita bergerak.
Planet pertama yang dijumpai adalah Pluto. Planet ini sangat dingin, dengan suhu sekitar -238oC. Atmosfernya tipis dan akan berbentuk gas jika planet ini berada hanya sedikit lebih dekat ke matahari pada orbitnya yang berbentuk agak elips. Lain saat, atmosfernya menjadi lapisan es. Pluto, ringkasnya, adalah bola tanpa kehidupan yang diselimuti es.
Bergerak mendekat matahari, akan menjumpai Neptunus. Planet ini dingin juga, sekitar -218oC. Atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, dan metan, beracun bagi kehidupan. Angin yang bertiup kencang, mendekati 2.000 km per jam, bergemuruh di seluruh permukaan planet.
Lantas Uranus adalah planet gas yang pada permukaannya terdapat batuan dan es. Suhu permukaannya adalah -214oC dan atmosfernya, lagi-lagi, terdiri dari hidrogen, helium, dan metan tidak cocok bagi kehidupan manusia.
Setelah Uranus, yaitu Saturnus. Ini adalah planet terbesar kedua dalam tata surya, dan terutama terkenal dengan sistem berbentuk cincin yang mengitarinya. Cincin ini terdiri dari gas, batuan, dan es. Salah satu dari sekian banyak hal menarik tentang Saturnus adalah planet ini seluruhnya terdiri dari gas: 75% hidrogen dan 25% helium, dan kerapatannya kurang daripada kerapatan air. Suhu rata-rata lagi-lagi sangat rendah: -178oC.
Berikutnya adalah Yupiter yang merupakan planet terbesar dalam tata surya, 318 kali lebih besar daripada bumi. Seperti Saturnus, Yupiter juga planet yang dibentuk oleh gas. Karena sulit membedakan “atmosfer” dan “permu-kaan” pada planet seperti ini, sulit juga ditentukan berapa suhu “permu-kaan”nya, namun pada lapisan atas atmosfer, suhu mencapai -143oC. Bentukan alam yang menarik di atmosfernya adalah apa yang disebut “Bintik Merah Raksasa”. Ini pertama kali diketahui 300 tahun yang lalu. Ahli astronomi sekarang mengetahui bahwa ini adalah badai yang luar biasa kuatnya yang telah berkecamuk di atmosfer Jovian selama berabad-abad. Badai ini cukup besar untuk menelan beberapa planet seukuran bumi. Yupiter mungkin planet yang mendebarkan, namun bukan rumah bagi manusia, yang seketika akan tewas karena temperatur yang mem-bekukan, angin yang ganas, dan radiasi yang tinggi.
Lantas muncul Mars. Atmosfer planet ini tidak mungkin mendukung kehidupan manusia sebab sebagian besar terdiri dari karbondioksida. Seluruh permukaannya dipenuhi kawah: hasil dari tubrukan meteor yang terus-menerus dan angin kencang yang bertiup di seluruh permukaannya, yang dapat menimbulkan badai pasir berhari-hari bahkan ber-minggu-minggu. Suhu agak bervariasi namun turun hingga -53oC. Telah banyak spekulasi bahwa di Mars mungkin terdapat kehidupan, namun seluruh bukti menunjukkan bahwa planet ini tanpa kehidupan juga.
Berikutnya adalah Venus. planet ini diselimuti kabut putih cemerlang namun suhu permukaannya 450oC, yang cukup untuk melelehkan timah. Sebagian atmosfernya berupa karbon-dioksida. Di permukaan planet, tekanan atmosfer setara dengan 90 kali tekanan atmosfer bumi di bumi, manusia harus menyelam satu kilometer ke dalam laut untuk mendapatkan tekanan setinggi ini. Di atmosfernya terdapat berlapis-lapis gas asam belerang sedalam beberapa kilometer. Tidak ada seorang pun atau kehidupan lain yang mampu bertahan sedetik pun di tempat yang keras seperti ini.
Selanjutnya adalah Merkurius, dunia kecil berbatu, ditempa panas dan radiasi matahari. Rotasinya begitu terhambat oleh kedekatannya dengan matahari, menyebabkan planet ini melakukan hanya tiga rotasi aksial penuh selama dua kali peredaran mengelilingi matahari. Dengan kata lain, di Merkurius, dua “tahun” sama dengan tiga “hari”. Disebabkan perputaran harian yang begitu lama, satu sisi planet menjadi begitu panas sementara sisi lainnya begitu dingin. Perbedaan ssuhu antara sisi siang dan sisi malam dapat mencapai 1.000o C. Tentu saja lingkungan seperti ini tidak mungkin menopang kehidupan.
Dari delapan planet tidak satu pun darinya, termasuk lima puluh tiga satelitnya menyediakan sesuatu yang mungkin menopang kehidupan. Semuanya tak lebih dari bola gas, es atau batu tanpa kehidupan.
Namun, bagaimana dengan planet biru?.Ia berbeda dari yang lain. Dengan atmosfer yang ramah, kondisi permukaan, suhu permukaan, medan magnet, ketersediaan unsur-unsur, serta posisi pada jarak yang tepat dari matahari, tampak seperti telah dirancang secara khusus untuk tempat hidup.
Adaptasi Bumi
“Adaptasi” adalah kata benda dari kata kerja “adapt” (menyesuaikan). “Adapt” menyiratkan perubahan mengikuti keadaan. Sebagaimana digunakan para evolusionis, ini berarti “perubahan suatu makhluk atau bagiannya yang membuat keberadaannya semakin sesuai dengan kondisi lingkungan”. Teori evolusi menyatakan bahwa seluruh makhluk hidup di bumi berasal dari satu makhluk (nenek moyang tunggal). Nenek moyang tunggal itu sendiri muncul secara kebetulan, dan teori ini sangat sering menggunakan makna kata “adaptasi” untuk mendukungnya.
Pendukung evolusi percaya bahwa makhluk hidup berubah menjadi spesies baru dengan beradaptasi terhadap lingkungan. Mekanisme adaptasi makhluk hidup terhadap kondisi alam hanya terjadi dalam suatu kondisi tertentu, dan adaptasi tidak pernah bisa mengubah suatu spesies menjadi spesies lain. Teori evolusi beserta konsep “adaptasi” tak lebih merupakan bentuk lain Lamarckisme, yaitu teori evolusi makhluk hidup yang menyatakan bahwa perubahan lingkungan menyebabkan perubahan struktur binatang dan tumbuhan yang dapat diteruskan kepa-da keturunannya. Teori ini telah dibantah kuat dan tepat oleh komunitas ilmiah.
Jadi, dalam memahami kesalahan dari konsep adaptasi, hal pertama yang patut diperhatikan adalah bahwa kehidupan hanya ada jika terdapat kondisi dan unsur penting tertentu. Satu-satunya model kehidupan yang berdasarkan kriteria ilmiah adalah kehidupan berbasis karbon, dan ilmuwan sepakat bahwa tidak ada bentuk kehidupan lainnya di manapun di alam semesta.
Karbon adalah unsur dengan nomor atom 6 dalam tabel periodik un-sur. Atom ini adalah dasar kehidupan di bumi sebab seluruh molekul makhluk hidup (seperti asam nukleat, asam amino, protein, lemak dan gula) dibentuk oleh kombinasi karbon dengan unsur lain dalam berbagai cara. Karbon membentuk berjuta-juta jenis protein setelah bergabung de-ngan hidrogen, oksigen, nitrogen dan lain-lain. Tidak ada unsur selain karbon yang memiliki kemampuan untuk membentuk begitu banyak rantai kimia yang amat diperlukan oleh kehidupan.
Akibatnya, jika kehidupan dapat terjadi di planet lain di mana pun di alam semesta, maka kehidupan ini pasti berbasis karbon.
Terdapat sejumlah kondisi yang mutlak penting bagi berlangsungnya kehidupan berbasis karbon. Misalnya, senyawa berbasis karbon (seperti protein) hanya dapat bertahan pada rentang temperatur tertentu. Senyawa ini akan mulai terurai pada temperatur lebih dari 120oC dan rusak tidak terpulihkan jika didinginkan di bawah -20oC. Namun, tidak hanya suhu yang berperan penting dalam penentuan batasan kondisi yang cocok untuk keberadaan kehidupan berbasis karbon: juga jenis dan kekuatan cahaya, kekuatan gaya gravitasi, komposisi atmosfer, dan kekuatan medan magnet. Bumi menyediakan dengan tepat kondisi-kondisi yang memungkinkan kehidupan tersebut. Jika bahkan satu saja keadaan diubah, misalnya suhu rata-rata melebihi 120oC, tidak akan ada kehidupan di bumi.
Kehidupan hanya mungkin ada dalam lingkungan dengan batas-batas tertentu, dan dalam kondisi yang dengan sengaja dirancang bagi kehidupan. Ini adalah kebenaran bagi kehidupan secara umum dan bagi manusia khususnya. Bumi adalah lingkungan yang dengan sengaja telah dirancang sang pencipta.
Suhu Bumi
Suhu dan atmosfer adalah unsur penting pertama bagi kehidupan di bumi. planet biru ini memiliki dua hal, baik suhu yang memungkinkan untuk hidup maupun atmosfer yang dapat digunakan makhluk hidup untuk bernapas, khususnya bagi makhluk hidup yang kompleks seperti manusia. Namun, dua faktor yang sama sekali berbeda ini telah ada sebagai akibat dari kondisi yang ternyata ideal bagi keduanya.
Salah satu kondisi ideal ini adalah jarak antara bumi dan matahari. Bumi tidak akan menjadi tempat kehidupan seandainya lebih dekat ke matahari seperti Venus atau lebih jauh seperti Yupiter: Molekul berbasis karbon hanya mampu bertahan pada suhu antara -20oC dan 120oC, dan bumi satu-satunya planet dengan suhu rata-rata dalam batas tersebut.
Ahli geologi Amerika, Frank Press dan Raymond Siever, menunjukkan keistimewaan suhu rata-rata di bumi. Mereka menyatakan, “kehidupan seperti yang kita ketahui hanya mungkin terjadi pada selang suhu yang sangat sempit. Selang suhu ini mungkin hanya 1 atau 2 persen dari selang suhu antara nol mutlak dan suhu permukaan matahari.”
Terjaganya selang suhu ini juga berkaitan dengan jumlah panas yang dipancarkan matahari, di samping jarak bumi dengan matahari. Menurut perhitungan, penurunan 10% saja dari panas yang dipancarkan matahari akan membuat permukaan bumi ditutupi lapisan es setebal beberapa meter, dan apabila panas yang dipancarkan matahari naik sedikit saja, seluruh makhluk hidup akan hangus dan mati.
Tidak saja suhu rata-rata harus ideal, panas yang tersedia harus tersebar cukup merata ke seluruh planet. Sejumlah kondisi khusus telah diciptakan untuk memastikan hal ini benar-benar terjadi.
Sumbu rotasi bumi miring 23o27' terhadap bidang ecliptic (garis edar bumi mengitari matahari). Kemiringan ini mencegah panas berlebihan pada atmosfer di wilayah antara kutub dan khatulistiwa, membuat suhu menjadi lebih sedang. Jika kemiringan ini tidak ada, perubahan suhu an-tara kutub dan khatulistiwa akan jauh lebih tinggi dan daerah bersuhu sedang (temperate zone) tidak akan ada atau tidak dapat ditinggali.
Kecepatan rotasi bumi pada sumbunya juga menjaga penyebaran panas menjadi seimbang. Bumi melakukan satu rotasi penuh dalam 24 jam menghasilkan periode pergantian terang dan gelap cukup singkat. Karena periode ini singkat, perubahan panas antara sisi terang dan gelap cukup rendah. Pentingnya hal ini dapat dilihat dalam contoh ekstrem planet Merkurius, di mana siang lebih dari setahun dan perbedaan suhu antara siang dan malam mendekati 1.000oC.
Geografi bumi juga membantu menyebarkan panas secara merata di seluruh permukaan bumi. Terdapat perbedaan suhu sekitar 100oC antara kutub dan khatulistiwa. Jika perbedaan suhu sebesar ini terjadi pada daerah yang benar-benar rata, hasilnya adalah angin dengan kecepatan mencapai 1.000 km per jam menyapu segala sesuatu yang dilaluinya. Namun, bumi dipenuhi penghalang berupa bentukan alam yang menghambat perpindahan cepat udara yang dihasilkan oleh perbedaan suhu itu. Penghalang ini berupa pegunungan, seperti yang membentang antara Pasifik di timur dan Atlantik di barat, dimulai dari Himalaya di Cina dan dilanjutkan dengan Pegunungan Taurus di Anatolia dan Alpen di Eropa. Di laut, kelebihan panas di daerah katulistiwa dipindahkan ke utara dan selatan berkat kemampuan air yang luar biasa untuk meng-hantarkan dan melepaskan panas.
Pada saat yang sama, terdapat sejumlah sistem otomatis yang mem-bantu menjaga suhu atmosfer seimbang. Misalnya, saat suhu di suatu wilayah naik, laju penguapan air akan meningkat, menyebabkan ter-bentuknya awan. Awan ini memantulkan lebih banyak cahaya kembali ke angkasa, mencegah peningkatan suhu udara dan permukaan di bawahnya.
Massa dan Medan Magnet Bumi
Ukuran bumi tidak kalah penting bagi kehidupan daripada jarak bumi dengan matahari, kecepatan rotasi dan bentukan-bentukan di permukaan bumi. Memperhatikan planet lain, kita melihat rentang ukuran yang lebar: Merkurius lebih kecil daripada sepersepuluh bumi, sementara Yupiter 318 kali lebih besar. Selain massa bumi, susunan perut bumi juga dirancang khusus. Dise-babkan intinya, bumi memiliki medan magnet kuat yang berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup. Perut bumi luar biasa besarnya, namun merupakan mesin penghasil panas yang diseimbangkan secara rumit dengan bahan bakar radioaktif. Apabila bekerja lebih lambat, aktivitas geologi akan berjalan lebih lambat. Besi mungkin tidak mencair dan terbenam membentuk inti cair, dan medan magnet tidak pernah terbentuk. Apabila lebih banyak bahan radioaktif, dan mesin bekerja lebih cepat, gas dan debu vulkanik tentu telah menghalangi matahari, sehingga atmosfer menjadi pekat mematikan dan permukaan bumi diguncang oleh gempa dan letusan gunung api setiap hari.
Medan magnet bumi berperan penting bagi kehidupan. Medan magnet ini berasal dari struktur inti bumi. Inti bumi terdiri dari unsur-unsur berat seperti besi dan nikel yang mampu menahan muatan magnet. Inti dalam berbentuk padat sementara inti luar cair. Dua lapis inti bergerak saling mengitari, dan gerakan inilah sumber medan magnet bumi. Menyebar jauh di atas permukaan, medan ini melindungi bumi dari radiasi merusak yang berasal dari angkasa luar. Radiasi dari bintang selain matahari tidak dapat melewati perisai ini. Sabuk Van Allen, yang medan magnetnya merentang hingga 18.000 km dari bumi, melindungi bola ini dari energi mematikan.
Jika perisai pelindung ini tidak ada, kehidupan telah dimusnahkan oleh radiasi mematikan dari waktu ke waktu dan mungkin tak pernah terwujud sama sekali.
Ketepatan Atmosfer Bumi
Sifat fisik bumi, massa, struktur, suhu, dan seterusnya begitu tepat bagi kehidupan. Namun, sifat-sifat itu saja tidak cukup untuk memungkinkan kehidupan ada di bumi. Faktor penting lain adalah susunan atmosfer.
Atmosfer bumi terdiri dari 77% nitrogen, 1% oksigen, dan 1% karbon-dioksida. Mari kita mulai dari gas yang paling penting, yakni oksigen. Oksigen begitu penting bagi kehidupan, karena gas ini terlibat dalam sebagian besar reaksi kimia yang melepaskan energi yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.
Senyawa karbon bereaksi dengan oksigen. Hasil reaksi ini adalah air, karbondioksida, dan energi. Ikatan kecil energi yang disebut ATP (adeno-sine triphosphate), yang digunakan oleh sel hidup dihasilkan dari reaksi ini. Karena inilah kita selalu memerlukan oksigen untuk hidup, dan bernafas untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Bahwa kadar oksigen di atmosfer saat ini bertahan pada nilai yang tepat, adalah berkat sistem “daur ulang” yang luar biasa: Binatang terus-menerus menghirup oksigen dan menghasilkan karbondioksida, yang bagi mereka tidak dapat digunakan untuk bernafas. Tumbuhan mela-kukan tepat sebaliknya: Mereka menghirup karbondioksida yang mereka perlukan untuk hidup, dan sebaliknya mengeluarkan oksigen. Berkat sistem ini, kehidupan terus berlanjut. Tumbuhan melepaskan jutaan ton oksigen ke atmosfer setiap hari. Tanpa kerjasama dan keseimbangan dari dua kelompok makhluk hidup yang berbeda ini, planet kita tidak mungkin dijadikan tempat hidup.
Keseimbangan yang Memungkinkan Kehidupan di Bumi
Ahli astronomi Amerika membuat daftar tentang faktor yang menentukan bagi kehidupan, antara lain sebagai berikut:
Gravitasi di Permukaan:
Jika lebih kuat: atmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana.
Jika lebih lemah: atmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.
Jarak dengan Bintang Induk (Matahari):
Jika lebih jauh: planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.
Jika lebih dekat: planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil.
Ketebalan Kerak Bumi:
Jika lebih tebal: terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer ke kerak bumi.
Jika lebih tipis: aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar.
Periode Rotasi:
Jika lebih lama: perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar.
Jika lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.
Interaksi Gravitasi dengan Bulan:
Jika lebih besar: efek pasang-surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak.
Jika lebih kecil: perubahan tidak langsung pada orbit menyebab-kan ketidakstabilan iklim.
Medan Magnet:
Jika lebih kuat: badai elektromagnetik terlalu merusak.
Jika lebih lemah: kurang perlindungan dari radiasi yang mem-bahayakan dari bintang.
Albedo (Perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima pada permukaan):
Jika lebih besar: zaman es tak terkendali akan terjadi.
Jika lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
Perbandingan Oksigen dengan Nitrogen di Atmosfer:
Jika lebih besar: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu cepat.
Jika lebih kecil: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu lambat.
Kadar Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer:
Jika lebih besar: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
Jika lebih kecil: efek rumah kaca tidak memadai.
Kadar Ozon dalam Atmosfer:
Jika lebih besar: suhu permukaan bumi terlalu rendah.
Jika lebih kecil: suhu permukaan bumi terlalu tinggi; terlalu banyak radiasi ultraviolet.
Aktivitas Gempa:
Jika lebih besar: terlalu banyak makhluk hidup binasa.
Jika lebih kecil: bahan makanan di dasar laut (yang dihanyutkan aliran sungai) tidak akan didaur ulang ke daratan melalui peng-angkatan tektonik.64
Ini hanya sebagian “keputusan rancangan” yang harus dibuat agar kehidupan ada dan bertahan. Namun sesedikit ini pun cukup untuk menunjukkan bahwa keberadaan bumi bukan karena kebetulan, tidak juga terbentuk oleh serangkaian kejadian acak. Hanya Allah yang menciptakan alam semesta, bintang, planet, pegunungan, dan laut dengan sempurna, memberikan kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, dan menempatkan ciptaan-Nya di bawah kendali manusia. Allah dan hanya Allah, sumber pengampunan dan kekuasaan, cukup berkekuatan untuk menciptakan sesuatu dari kehampaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas alam semesta sangat sulit dibayangkan manusia, dan perubahan persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad.
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di alam semesta ini. Bumi adalah satu-satunya tempat di mana manusia dapat hidup dan bertahan tanpa alat bantu, berkat tanah dan air yang melimpah serta atmosfer yang dapat dihirup untuk bernafas.
Suhu dan atmosfer adalah unsur penting pertama bagi kehidupan di bumi. Planet biru ini memiliki dua hal, baik suhu yang memungkinkan untuk hidup maupun atmosfer yang dapat digunakan makhluk hidup untuk bernapas.
Medan magnet bumi berperan penting bagi kehidupan. Medan magnet ini berasal dari struktur inti bumi. Inti bumi terdiri dari unsur-unsur berat seperti besi dan nikel yang mampu menahan muatan magnet. Medan ini melindungi bumi dari radiasi merusak yang berasal dari angkasa luar.
Atmosfer bumi terdiri dari 77% nitrogen, 1% oksigen, dan 1% karbon-dioksida. Mari kita mulai dari gas yang paling penting, yakni oksigen. Oksigen begitu penting bagi kehidupan, karena gas ini terlibat dalam sebagian besar reaksi kimia yang melepaskan energi yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.
Hanya Allah yang menciptakan alam semesta, bintang, planet, pegunungan, dan laut dengan sempurna, memberikan kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, dan menempatkan ciptaan-Nya di bawah kendali manusia. Allah dan hanya Allah, sumber pengampunan dan kekuasaan, cukup berkekuatan untuk menciptakan sesuatu dari kehampaan
KONDISI UMUM DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOTABARU
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan usaha untuk meperbaiki kondisi suatu wilayah dengan pembangunan sebagai langkah awal bagi wilayah tersebut untuk mencapai suatu kemajuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Pengembangan suatu wilayah yang ditujukan untuk kemajuan wilayah tersebut biasanya diawali oleh pembangunan fisik yang kemudian diisi oleh berbagai kegiatan. Pembangunan wilayah tiap daerah berbeda karena kondisi dan potensi yang dimiliki juga berbeda, hal inilah yang menyebabkan laju pengembangan tiap daerah berbeda.
Pengembangan wilayah suatu daerah ditentukan oleh pemerintah daerah. Seiring dengan adanya otonomi daerah maka pembangunan lebih merata di seluruh daerah di Indonesia.
Dalam kewenangan daerah Kabupaten Kotabaru disebutkan bahwa daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama, serta kewenangan dalam bidang lain. Kewenangan lain yang tercakup dalam bidang pemerintahan juga meliputi perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Aspek Fisik Kabupaten Kotabaru
2.1.1. Tanah
Tanah termasuk aspek fisik yang sangat membantu kebutuhan manusia. Tanah di Kabupaten Kotabaru pada umumnya sama dengan jenis tanah yang ada di pulau Kalimantan umumnya, merupakan jenis tanah gambut basah, sebagian besarnya adalah daerah rawa maka tanaman padi yang cocok ditanam di daerah tersebut.
Daerah Kabupaten Kotabaru yang sebagian wilawah daratannya adalah merupakan tanah perbukitan, tanah keras yang mempunyai kontur perbukitan ini sangat cocok bila digunakan untuk perkebunan pisang.
2.1.2. Topografi
Kondisi alam di Kabupaten Kotabaru sangat bervariasi terdiri dari perpaduan tanah pegunungan dan daerah pantai (genangan) dan daerah daratan dengan daerah perairan yang dipenuhi pulau-pulau kecil.
2.1.3. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di kabupaten Kotabaru dibedakan menjadi lahan untuk kampung/pemukiman, pertambangan, lahan sawah, tanah kering/tegalan, kebun campuran, perkebunan, hutan serta padang/semak/belukar/alang-alang.
Di kabupaten Kotabaru penggunaan lahan di atas seluruhnya mencapai 942.246 Ha pada tahun 2003. Lahan yang digunakan sebgai lahan hutan tercatat paling luas yaitu sekitar 409.689 Ha. Urutan terluas berikutnya digunakan untuk padang/semak/belukar/alang-alang yang mencapai 318.956 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah sekitar 967 Ha untuk Perairan Darat.
2.1.4. Iklim
Dari hasil pemantauan Stasiun Meteorologi Stagen, selama tahun 2006, suhu rata-rata di kabupaten kotabaru dan sekitarnya berkisar antara 26,0 º C – 27,7º C. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan Desember (33,0 º C).
Curah hujan di kabupaten Kotabaru dan sekitarnya tercatat sebesar 1,5 mm-448,7 mm; dengan rata-rata curah hujan berkisar 0,5 mm-14,1 mm. Jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Februari dan maret (23 hari), sebaliknya jumlah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober (1hari).
2.1.5. Air
Ketersediaan air yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air yang bersih dan sehat, PDAM menyalurkan kebutuhan air bersih kepada masyarakat Kabupaten Kotabaru melalui dua IKK yaitu IKK Kotabaru dan Sei Kupang. Jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Kotabaru pada tahun 2006 adalah 6.223 pelanggan dengan penjualan air sebesar 2.229.919 m³, yang terdiri dari 5.871 pelanggan pada IKK Kotabaru dengan penjualan air sebesar 2.128.341 m³ dan 352 pelanggan pada IKK Sei Kupang dengan penjualan air sebesar 101.578 m³.
2.1.6. Bahan Tambang
Potensi sumber daya alam khususnya pertambangan di Kabupaten Kotabaru, antara lain nikel, migas, emas, biji besi, batu gamping, dan marmer.
2.2. Aspek Manusia atau Aspek Sosial
2.2.1. Penduduk
Jumlah penduduk kabupaten Kotabaru pada tahun 2006 adalah 263.842 jiwa dengan jumlah rumah tangga yang tersebar di 195desa/kelurahan. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Pulau Utara sebesar 74.217 jiwa, disusul Kecamatan Pulau Laut barat 18.275 jiwa sedangkan yang jumlah penduduk yang terkecil berada di Kecamatan Kelumpang Barat yang tercatat hanya 4.734 jiwa.
Rasio jenis kelamin penduduk Kotabaru adalah 104,86, ini berarti ada 105 penduduk laki-laki dalam 100 perempuan, jumlah penduduk laki-laki di kabupaten Kotabaru lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Pada semua kecamatan di kabupaten Korabaru rasio jenis kelaminnya di atas 100. Hali ini berkaitan dengan pola migrasi di daerah tersebut, dimana pada umumnya kecamatan-kecamatan tersebut adalah penerima migran.
Jumlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan penyebaran penduduk. Sebagian besar penduduk Kabupaten Kotabaru masih terpusat di kecamatan Pulau Laut Utara sekitar 28,13%. Ironisnya Kecamatan Hampang yang memiliki luassekitar 17,88 dari luas total Kabupaten Kotabaru hanya dihuni 3,17% penduduk.
Besarnya jumlah penduduk di Kecamatan Pulau Laut Utara menyebabkan kepadatan penduduk menjadi sangat tinggi yaitu 466 penduduk per km². Disisi lain, Kecamatan Hampang yang luasnya 17,88% dari total luas Kabupaten Kotabaru hanya dihuni 5 penduduk per km².
Banyaknya rumahtangga pada tahun 2006 tercatat sebesar 69.726 rumahtangga dengan rata-rata besarnya rumah tangga 4 orang. Badan Kependudukan , Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Kotabaru, selama tahun 2006 telah mengeluarkan 4.967 buah akte kelahiran dan 64 buah akte perkawinan.
2.2.2. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan salah satu motor penggerak pembangunan. Pada Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotabaru pada tahun 2006 terdaftar 2.231 orang pencari kerja dengan 489 orang berpendidikan SD, 353 orang berpendidikan SMP, 1.141 orang berpendidikan SMU, 97 orang berpendidikan sarjana muda/DIII dan 151 orang berpendidikan sarjana.
2.2.3. Agama
Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat sosial budaya yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Kotabaru beragama Islam, mayoritas beragama Islam senyak 96%, agama Kristen/protestan sebanyak 2,4%, agama Hindu 0,7%, dan agama Budha 0,5%. Sebagai daerah agamais Kabupaten Kotabaru banyak memiliki rumah ibadah, diantaranya terdapat 213 (dua ratus tiga belas) buah mesjid, 347 (tiga ratus empat puluh tujuh) buah langgar, 29 (dua puluh) buah gereja, 7 (tujuh) buah pura, dan 1 (satu) buah wihara. Letak rumah-rumah ibadah tersebut tersebar diseluruh wilayah desa, kecamatan sampai ke pelosok desa di Kabupaten Kotabaru.
2.2.4. Pendidikan
Keberhasilan pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh tingakat pendidikan penduduknya. Peningkatan mutu pendidikan harus diimbangi pula dengan penyediaan sarana pendidikan dan tenaga guru.
Pemerintah Kabupaten Kotabaru terus meningkatkan pembangunan dibidang pendidikan dengan menyediakan fasilitas pendukung sarana, kesediaan sarana dan prasarana yang memadai. Pada tahun 2005, di Kabupaten Kotabaru terdapat 245 unit Sekolah Dasar (SD) dan Maderasah Iftidaiyah (MI) , 54 unit Sekolah LanjutanTingkat Pertama (SLTP) dan Maderasah Tsanawiah (MTs), dan 27 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Maderasah Aliyah (MA).
Untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, di Kabupaten Kotabaru juga terdapat 3 (tiga) Civitas Akademika yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam "DArul Ulum", Akademi Keguruan "Paris Barantai" dan Akademi Politeknik.
2.2.5. Transportasi
Transportasi Darat
Kantor Samasat Kabupaten Kotabaru mencatat pada tahun 2006 banyaknya kendaraan bermotor yang terdaftar adalah 20.334 unit kendaraan, dengan status kepemilikan 19.288 unit kendaraan pribadi, 356 unit kendaraan umum dan 690 unit kendaraan dinas.
Transportasi Laut
Selama tahun 2006, tercatat jumlah kapal yang masuk di Kabupaten Kotabaru adalah sebanyak 10.485 buah dengan muatan barang yang dibongkar sebanyak 19.942.414.31 Ton/M³ serta muatan barang sebanyak 53.473.078.47 Ton/M³.
Pelindo III Kabupaten Kotabaru mencatat menurut jenis pelayaran, arus kunjungan kapal yang masuk ke pelabuhan Stagen/Kotabaru pada tahun 2006 dari Pelayaran Dalam Negeri sebanyak 416 buah, sedangkan Pelayaran Luar Negeri yang masuk ke pelabuhan Stagen/Kotabaru sebanyak 2 buah.
Transportasi Udara
Kantor Bandara Stagen Kotabaru selama tahun 2006 mencatat jumlah pesawat yang datang sebanyak 809 buah dengan jumlah pnumpang 170265 orang, sedangkan jumlah pesawat yang berangkat tercatat sejumlah 809 buah dengan jumlah penumpang 17.794 orang.
Disamping itu tercatat pula jumlah barang yang dibongkar sebesar 63.231 Ton dan yang dimuat sebesar 32.781 Ton; sedangkan jumlah bagasi yang dibongkar sebesar 114.410 Ton dan yang dimuat sebesar 106.023 Ton.
2.2.6. Industri
Industri-industri yang ada di Kabupaten Kotabaru adalah industri padi, jagung, pisang serta pakan ternak dan ikan; minyak goreng; karet dan kakao; pengolahan ikan/tepung ikan, rumput laut dan kerang mutiara semen; Industri pallet biji besi dan baja; dan Industri pengolahan Kayu. Dengan adanya industri-industri tersnut dapat membantu mengangkat perekonomian dan menyerap tenaga kerja.
2.2.7. Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan di Kabupaten Kotabaru terus ditingkatkan berbagai fasilitasnya pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Puskesmas yang terdapat di setiap kecamatan. Saat ini tersedia 1 (satu) RSUD tipe C yang sedang dalam tahap peningkatan menuju tipe B, 22 (dua puluh dua) Puskesmas, 69 (enam puluh sembilan) Puskesmas pembantu, 11 (sebelas) Balai Pengobatan swasta, dan 1 (satu) BKIA.
Tenaga medis yang tersedia di Kabupaten Kotabaru meliputi 24 (dua puluh empat) orang Dokter Umum, 5 (lima) orang Dokter Gigi, 4 (empat) orang Dokter Spesialis. Ditambah dengan tenaga perawat sebanyak 78 (tujuh puluh delapan) orang, 78 (tujuh puluh delapan) orang Bidan dan 331 (tiga ratus tiga puluh satu) orang dukun bayi. Untuk pelayanan progaram Keluarga Berencana tersedia 36 (tiga puluh enam) unit klinik KB dengan 28 (dua puluh delapan) orang petugas PLKB, 180 (seratus delapan puluh) orang tenaga PKBD, dan 28 (dua puluh delapan ) orang tenaga pengawas PLKB.
Tingkat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan. Karena itulah, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Kotabaru mulai tahun 2008 akan melakukakan pembangunan dan peningkatan kualitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotabaru.
Peningkatan tidak hanya pada sarana dan prasarana, melainkan juga pada tenaga pendukung layanan kesehatan. Direncanakan, Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru akan menambah tenaga dokter spesialis disamping tenaga dokter spesialis yang telah ada di Kotabaru saat ini.
Diharapkan, dengan adanya pembangunan dan peningkatan kualitas ini, kebutuhan masyarakat Kabupaten Kotabaru dan sekitarnya akan pelayanan kesehatan akan dapat terpenuhi secara optimal.
2.3. Aspek Biotis
2.3.1. Jenis Hewan dan Persebarannya
Hewan yang ada di Kabupaten Kotabaru pada ummnya adalah jenis hewan yang banyak ditemukan di setiap wilayah. Diantaranya adalah sapi, kerbau, kambing, ayam, itik, dan babi.
2.3.2. Jenis Tanaman dan Persebarannya
Berbagai jenis tanaman yang ada di Kabupaten Kotabaru dapat tumbuh apabila sesuia dengan jenis tanah yang ada. Karena jenis tanah di Kotabaru kebanyakan keras maka tanaman yang cocok adalah pisang dan karena tanah di Kotabaru bersifat gambut basah yang sebagian besar adalah rawa maka padi sangat cocok ditanami.
2.4. Aspek Abstrak
2.4.1. Letak Geografis
Posisi Kotabaru secara geografis terletak di sisi tenggara propinsi Kalimantan Selatan dengan titik koordinat diantara 2 20'-4 56' Lintang Selatan dan, 115 29'-116 30' Bujur Timur sedangkan pembagian Grid Provinsi terletak antara Grid AA-CG dan 27-57 dengan titik salib sumbu grid pada koordinta UTM X = 300.000 – 550.000 dan Y = 9.455.000 – 9.750.000 dengan ibukota Kotabaru.
2.4.2. Batas
Wilayah Kabupaten Kotabaru berbatasan dengan:
Utara dengan propinsi Kalimantan Timur
Timur dengan selat makasar
Selatan dengan laut Jawa
Barat dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tanah Bumbu.
2.4.3. Luas Wilayah
Kabupaten Kotabaru merupakan Kabupaten terluas di Kalimantan Selatan. Luasnya adalah lebih dari ¼ (25.21 %) dari luas wilayah provinsi Kalimantan selatan dengan luas wilayah 9.442,46 Km-Persegi atau lebih kurang seperempat luas wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Kotabaru terbagi menjadi 20 kecamatan dan 192 kelurahan/desa. Wilayah Kabupaten Kotabaru juga terdiri dari 45 pulau besar dan kecil, yang terbesar adalah Pulau Laut, dan diantaranya ada beberapa pulau yang dapat dikategorikan sebagai pulau besar yaitu Pulau Sebuku, Pulau Kunyit, Pulau Sewangi. Dalam konteks regional, Nasional dan Internasional Kotabaru memiliki keunggulan kompetitif karena posisi yang strategis yaitu berada pada pusat persilangan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan potensial menjadi alternatif gerbang transit paling efesien dalam lalu lintas pelayaran internasional di Asia Fasifik.
Secara administratif, Kabupaten Kotabaru terdiri dari 20 Kecamatan dan 195 Desa/Kelurahan, yaitu:
Kecamatan Pamukan Selatan
Kecamatan Pamukan Utara
Kecamatan Pamukan Barat
Kecamatan Sungai Durian
Kecamatan Kelumpang Barat
Kecamatan Sampanahan
Kecamatan Kelumpang Utara
Kecamatan Kelumpang Tengah
Kecamatan Kelumpang Hulu
Kecamatan Hampang
Kecamatan Kelumpang Selatan
Kecamatan Kelumpang Hili
Kecamatan Pulau Laut Utara
Kecamatan Pulau Laut Tengah
Kecamatan Pulau Laut Timur
Kecamatan Pulau Sebuku
Kecamatan Pulau Laut Barat
Kecamatan Pulau Laut Selatan
Kecamatan Pulau Laut Kepulauan
Kecamatan Pulau Sembilan
2.5. Potensi dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Kotabaru
Visi pembangunan daerah Kabupaten Kotabaru ke dalam rumusan:
TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU YANG BERKELANJUTAN MENUJU MASYARAKAT YANG DEMOKRATIS, RELIGIUS, ADIL DAN SEJAHTERA
Dalam melaksanakan tata pemerintahan, Kabupaten Kotabaru membentuk kelembagaan perangkat daerah yang terdiri dari:
- 1 (satu) Sekretaris Daerah
,- 3 (tiga) Asisten Sekretaris Daerah,
- 1 (satu) Sekretariat DPRD,
- 14 (empat belas) Dinas
- 4 (empat) Badan
- 5 (lima) Kantor
Motto Kabupaten Kotabaru SA-IJAAN yang memiliki makna : Semufakat, satu hati dan se-iya sekata. Sumber: Situs resmi Kabupaten Kotabaru di http://www.kotabarukab.go.id/
Perekonomian Kabupaten Kotabaru dapat dilihat dari besaran nilai PDRB, Kabupaten Kotabaru termasuk kabupaten yang mempunyai potensi ekonomi yang relatif besar jika dibandingkan dengan Kabupaten lain di Kalimantan Selatan. Bahkan meskipun 5 (lima) kecamatan yang meliputi Kecamatan Satui, kecamatan Kusan Hulu, kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan Sungai loban dan Batu Licin kini telah berdiri sendiri menjadi Kabupaten Tanah Bumbu, PDRB Kabupaten Kotabaru masih menempati urutan ke dua terbesar setelah Kota Banjarmasin dengan menyumbang 17,75% terhadap total PDRB Propinsi Kalimantan Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Koatbaru tahun 2005 sebesar 5.09% dengan nilai PDRB Kabupaten Kotabaru berdasarkan atas harga yang berlaku pada tahun 2005 mencapai 3.846,04 Milyar Rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai 2.848,76 Milyar Rupiah.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2001-2005 jika dengan pertambangan adalah sebesar 5,69% per tahun dan sebesar 5,09% pertahun tanpa pertambangan. Kabupaten Kotabaru terus menggalakkan pembangunan di segala bidang. Potensi perekonomian yang dimiliki oleh Kabupaten Kotabaru meliputi bidang:
A. Potensi Sumber Daya Alam
Pertambangan
Potensi sumber daya alam khususnya pertambangan di Kabupaten Kotabaru sangat menjanjikan, antara lain:
- Batubara 2.820,5 juta Ton,
- Nikel 42.534 juta Ton,
- Migas terindikasi sebesar 179,89 juta Barel,
- Emas 8,785 juta Gram,
- Biji Besi 86 juta Ton,
- Batu Gamping 300 juta Ton,
- Marmer 24 juta Ton.
Sebagian besar potensi pertambangan di Kabupaten Kotabaru telah dieksplorasi, seperti batubara, kapur gamping, biji besi dan emas dengan kontribusi devisa bagi negara yang cukup besar.
Pertanian Padi
Luas areal panen padi di Kabupaten Kotabaru tahun 2005 adalah 17.105 hektar dengan produktivitas sebesar 3,65 Ton per Hektar, yang dikembangkan di kecamatan Pulau Laut Timur dan Kecamatan Kelumpang Utara. Disamping hasil pertanian berupa padi, tanaman pangan lain yang banyak dihasilkan adalah ketela pohon dengan produksi sebesar 37.369 Ton. Luas tanaman sayur-sayuran adalah sekitar 1.300 Hektar dengan hasil produksi 4.380 Ton dan produktivitas sebesar 3,37 Ton per Hektar.
Pertanian padi yang terdapat di Kotabaru masih menggunakan cara konpensional, umumya dilakukan oleh para petani di Indonesia yang beriklim tropis basah masih mengandalkan sistim irigasi tadah hujan. Sifat tanah di Kabupaten Kotabaru sama dengan jenis tanah yang ada di pulau Kalimantan umumnya, merupakan jenis tanah gambut basah, sebagian besarnya adalah daerah rawa maka padi yang cocok ditanam di daerah tersebut adalah berjenis padi unggul lokal yaitu padi siam unus. Rentang waktu tanam hingga panen padi jenis ini sangat panjang, sehingga petani hanya mampu melakukan sekali panen dalm siklus sekali musim tanam pula dalam setahun. Panen raya hanya dapat dilakukan dalam waktu satu tahun sekali tersebut diakibatkan oleh musim hujan di daerah ini memang pendek, dalam satu tahun terjadinya musim hujan dengan curah yang cukup tinggi hanya antara bulan september sampai dengan desember. Hasil panen para petani umumnya hanya dapat memenuhi pasar lokal saja.
Pisang
Daerah Kabupaten Kotabaru yang sebagian wilawah daratannya adalah merupakan tanah perbukitan, tanah keras yang mempunyai kontur perbukitan ini sangat cocok bila digunakan untuk perkebunan pisang. Pertanian pisang di daerah Kabupaten Kotabaru sendiri masih belum dilakukan sesara maksimal pengelolaannya, peluang bisnis pada sektor pertanian ini sangat memerlukan sentuhan investor. Jenis pisang yang banyak ditanam didaerah tersebut banyak sekali ditemui tumbuh dengan subur jenis pisang kepok atau sering disebut dengan nama setempat dengan pisang menurun, jenis pisang ini dapat diproses lanjut menjadi bahan makanan selingan misalnya keripik, pisang goreng dan lain-lain.
Perikanan
Produksi perikanan tahun 2006 tercatat sebesar 40.157,8 Ton yang terdiri dari 37.191,5 Ton produsi perikanan laut dan 2.966,3 ton perikanan darat. Nilai produksi perikanan sebesar Rp. 325.594.587,00 terdiri dari Rp. 297.532,00 berasal dari perikanan laut dan Rp. 28.062.587,00 dari perikanan darat.
Kelautan
Potensi lestari ikan di Kabupaten Kotabaru mencapai 98 Ton/Tahun, selain itu potensi ikan kerapu mencapai 10,2 Ton/Tahun, udang 15 Ton/Tahun, kepiting dan rajungan 220 Ton/Tahun, ikan bawal 93 Ton/Tahun, ikan asin 220,5 Ton/Tahun, lobster 96 Ton/Tahun, dan rumput laut 447 Ton/Tahun serta terdapat juga potensi karang laut.
Rumah tangga perikanan laut tercatat sbanyak 4.149 rumah tangga dengan perahu motor berjumlah 3.341 unit. Sedangkan jumlah rumah tangga perikanan darat, tambak dan kolam sebanyak 1.411 rumah tangga dengan perahu jenis jukung sebanyak 251 buah.
Peternakan
Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi, kerbau, dan kuda pada tahun 2006 secara berturut-turut adalah 8.069 ekor, 15.746 ekor dan 51 ekor. Populasi terak kecil pada tahun 2006 terdiri dari 18.181 ekor kambing dan 277 ekor babi.
Populasi ternak unggas terdiri dari 997.460 ekor ayam ras pedaging, 778.803 ekor ayam buras dan 180.471 ekor itik.
Agrobisnis Kehutanan dan Perkebunan
Total luas tata guna hutan Kabupaten Kotabaru adalah 450.679.952 Hektar, sebagian besar yaitu 250.577.716 Hektar digunakan sebagai lahan Hutan Produksi Tetap (HPT).
Produksi kayu bulat terbesar adalah jenis akasia yaitu seesar 143 ribu Meter Kubik dan kayu sengon sebesar 93 ribu Meter Kubik . Total produksi kayu olahan adalah sekitar 86 ribu Meter Kubik dengan produksi terbesar olahan kayu gergaji sebesar 52 ribu Meter Kubik.
Kabupaten Kotabaru sangat potensial untuk tanaman perkebunan. Selama tahun 2006 produksi terbesar adalah kelapa sawit, disusul karet, kelapa dalam dan kopi.
Tanaman perkebunan terutama kelapa sawit dan karet dikelola oleh perusahaan besar maupun perkebunan rakyat dan PTP. Luas tanaman perkebunan tanaman kelapa sawit yang dikelola oleh perkebunan rakyat adalah sebesar 10 ribu Hektar dengan hasil produksi sekitar 11 ribu Ton buah kelapa sawit. sedangkan hasil produksi buah kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan adalah 794 ribu Ton.
Pada subsektor Sgribisnis peluang investasi yang layak untuk dikembangkan antara lain:
Pengembangan padi, jagung, pisang dengan luas areal tidak kurang dari 10.000 Hektar.
Pengembangan ternak sapi, itik, kambing dan kerbau.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, dengan lahan tersedia tidak kurang dari 30.000 hingga 50.000 Hektar tanah produktif.
Pengembangan budidaya udang, kerapu, kerang mutiara dan rumput laut.
Parawisata
Dinas Parawisata Kabupaten Kotabaru memberikan data obyek wisata di setiap kecamatan. Badan Pusat Statistik Kotabaru mencatat di wilayah Kabupaten Kotabaru terdapat 13 buah perusahaan akomodasi dengan 1 buah hotel berbintang I, 5 buah kelas Melati I, 3 buah kelas Melati II, 1 buah kelas Melati II, 2 buah wisma dan 2 buah penginapan. Sedangkan total jumlah kamar yang tersedia adalah 201 kamar dengan 318 tempat tidur.
Air Terjun
1. Air Terjun Seratak
Air Terjun Seratak adalah kawasan wisata alam dan tirta dengan air terjun yang alami serta dengan tumbuhan anggreknya yang sangat menarik. Sedang dirintis untuk dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata serta dengan agro wisata yang sudah ada. Pada musim buah daerah tersebut banyak dikunjungi orang.
2. Air Terjun Tumpang Dua
Air Terjun Tumpang Dua yang berlokasi di desa Sebelimbingan Kecamatan Pulau Laut Utara merupakan kawasan objek wisata tirta yang sangat menarik, indah dan sejuk dengan fasilitas kolam renang alami yang sangat nyaman, santai buat keluarga dengan suasana alam pegunungan yang jarang terdapat di daerah lain.
Wisata Alam
1. Gunung Batu Kapur
Gunung Batu Kapur ini merupakan sebuah pemandangan khusus dengan keindahan alam yang langka, disamping potensi alam tersebut juta sebagai potensi tambang atau salah satu bahan baku industri. Gunung ini, dilihat dari kejauhan hanya sebuah gunung yang indah. Namun, apabila melintas di sisinya, tentu nampak lebih jelas lagi keindahannya.
2. Pulau Manti
Pulau Manti adalah sebuah pulau dengan pasir pantai yang putih, berada di antara Pulau Laut dan Pulau Sebuku. Pulau ini menghadirkan kesejukan suasana pantai danlaut dan sangat nyaman untuk dijadikan sebagai tempat instirahat dalam waktu tertentu.
3. Pulau Samar Gelap
Dari kejauhan terlihat samar-samar apabila menjelang senja, namun pulau tersebut menyimpan kedamaian di laut sekitar karena jika kita berada di sana kita bisa menikmati pemandangan unik yaitu merayapnya penyu ke pantai untuk bertelur.
Wisata Bahari
1. Pantai Gedambaan
Pantai ini merupakan sebuah pantai yang sangat indah dan merupakan kebanggaan bagi masyarakat Kotabaru. Pantai ini terus dikembangkan dan pasilitasnya terus ditambah. Pada tahun 2006 dibangun kolam renang di kawasan sekitar pantai tersebut. Pantai ini selalu ramai dikunjungi khususnya pada hari sabtu da hari minggu.
2. Terumbu Karang Teluk Tamiang
Salah satu keindahan alam yang menarik adalah gugusan terumbu karang didaerah Teluk Tamiyang yang berada di dalam kawasan Kecamatan Pulau Laut Barat. Keaslian terumbu karang yang belum tersentuh ini semakin menarik karena kejernihan air laut di daereh tersebut. kawasan ini dapat ditempuh dengan perjalanan darat dan kemudian di lanjutkan dengan menggunakan kapal motor kecil yang kesemuanya mempunyai jarak lebih kurang sekitar 4 Km dari Ibu Kota Kabupaten Kotabaru. Potensi alam yang demikian indah ini dianngap sebagian banyak orang tak kalah bagusnya dengan terumbu karang di kawasan wisata Taman Laut Bunaken yang berada didaerah Sulawesi Utara.
3. Lomba Perahu Katir
Kegiatan Lomba Perahu Katir ini merupakan kegiatan tahunan yang sudah dijadwalkan dalam agenda kegiatan pariwisata Kabupaten Kotabaru. Kejiatan tersebut merupakan jenis kegiatan bahari yang menyerupai jenis kegiatan pearahu layar dalam olahraga layar yangt tentunya sudah populer pada semua kalangan. Selain diikuti oleh peserta dari daerah sekitar Kabupaten Kotabaru sendiri, kegiatan tersebut juga diikuti oleh peserta dari luar daerah, dan uniknya lagi lomba tersebut juga terbuka untuk umum tidak hanya terbatas untuk warga sekitar saja.
B. Potensi Non Sumber Daya Alam
1. Industri
Disektor industri agraris berdiri pula perusahaan pembuat veneer beserta pembibitan albasia yaitu PT. Induk Albasia Makmur di Kecamatan Pulau Laut Barat, perkebunan kelapa sawit dan industri pembuatan CPO oleh perusahaan besar seperti Minamas Group, Smart Group dan PT. SKIP.
Dalam bidang industri perkebunan luas lahan yang sangat besar di Kabupaten Kotabaru sebesar 642 ribu Hektar, sebagai pendukung produksi perusahaan-perusahaan yang akan beroperasi telah merealisasikan usahanya yang akan mencapai 120 ribu Hektar lahan perkebunan dan pabrik.
Pada sektor industri pengolahan peluang investasi yang layak untuk dikembangkan antara lain:
Industri pengolahan padi, jagung, pisang serta pakan ternak dan ikan
Industri pembuatan minyak goreng dari CPO serta produk-produk turunannya
Industri pengolahan karet dan kakao
industri bahan bakar bio
Industri pengolahan ikan /tepung ikan, rumput laut dan kerang mutiara
Industri semen
Industri pallet biji besi dan baja
Industri pengolahan Kayu berupa bahan baku seperti veneer, moulding, polywood, bubur kayu, pulp dan kertas
2.Infrastruktur
Pada sektor infrastruktur peluang investasi yang layak untuk dikembangkan di antaranya adalah:
Pembangunan pelabuhan laut yang merupakan wilayah terbesar di Kabupaten Kotabaru, rata-rata kedalaman laut di daerah ini adalah sekitar 10 sampai dengan 20 meter.
Pembangunan pelabuhan ferry antara pulau laut dan pulau sebuku.
Pembangunan jembatan antara pulau laut dari tirik darata terdekat dari pulau kali mantan yaitu antara Tanjun Ayun dan Tarjun yang jaraknya diperkirakan sepanjang 3 Kilometer.
Pengelolaan kawasan Ekonomi Khusus atau Kawasan Industri Terpadu
Pembangunan sarna telekomunikasi dan informasi media elektronika bai yang searah maupun komunikasi dan informasi dua arah.
Peningkatan dan pengembangan bandar udara Stagen agar bisa di gunakan untuk penerbangan pesawat berbadan sedang dan besar.
3.Prasarana Daerah
Dalam rangka percepatan pertumbuhan pembangunan pada segala sektor di Kabupaten Kotabaru, pemerintah daeah terus berupaya meningkatkan pembangunan jaringan transportasi, baik darat, laut maupun udara. Perjalan darat di Kabupaten Kotabaru dapat ditempuh dengan melalui jalan darat yang meliputi panjang sekitar 1.000 (seribu) Kilometer, terdiri dari sepanjang 148 (seratus Empat puluh delapan) Kilometer jalan Negara, 134 (seratus tiga puluh empat) Kilometer jalan Propinsi, dan 792 (tujuh ratus sembilan puluh dua) Kilometer jalan Kabupaten. Sepanjang jalan tersebut terdapat 88 (delapan puluh delapan) buah jembatan beton, 20 (dupuluh) buah jembatan besi, dan 5 (lima) buah jembatan kayu.
Untuk akses keluar masuk Kabupaten Kotabaru tersedia sarana penyeberangan laut dan udara yaitu kapal ferry yang meliputi dua rute pelabuhan yaitu Tanjung Serdang-Batulicin dan Stagen-Tarjun. Selain du pelabuhan penghubung transportasi angkutan darat tersebut, juga terdapat pelabuhan laut di Tanjung Pemancingan, Mekar Putih serta pelabuhan laut khusus sektor pertambangan, kehutanan dan perkebunan.
Untuk pengembangan transportasi udara di wilayah Kabupaten Kotabaru telah tersedia sarana moda angkutan udara dengan rute Balikpapan-kotabaru-Banjarmasin, Kotabaru-Banjarmasin-Berau, Berau-Balikpapan-Kotabaru (around). Dengan menggunakan pesawat terbang jenis poker mesin baling-baling dengan kapasitas 48 (empat puluh delapan) orang penumpang, dan 600 Kg barang, dioperasikan oleh perusahaan penerbangan swasta yang terpercaya dan telah berpengalaman cukup lama dalam melayani moda angkutan udara antar pulau serta dalam pulau di daerah-daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Pintu akses moda angkutan udara di Kabupaten Kotabaru adalah melalui Bandar Udara Stagen yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru.
4.Perdagangan
-Ekspor
Total nilai ekspor Kabupaten Kotabaru pada tahun 2006 adalah 1.094.942.321.21 US $. Nilai ekspor terbesar didominasi oleh batubara sebesar 1.029.168.370,18 US $ dengan volume ekspor sebesar 31.398.806.153,86 kg, disusul bijih besi sebesar 28.378.106,90 US $ dengan volume sebesar 3.045.828.632,50 kg.
-Perdagangan
Pada tahun 2006 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kotabaru telah menerbitkan Surat 259 buah Surat Izin Usaha Perdagangan dengan rincian 8 Surat Ijin Pedagang Besar, 10 Surat Ijin Pedagang Menengah dan 241 Surat Ijin Pedagang Kecil.
-Koperasi
Banyaknya Koperasi menurut sektor ekonomi di Kabupaten Kotabaru tahun 2006 berjumlah 161 Koperasi, dengan jumlah anggota sebanyak 30.083 orang dan simpanan adalah sebesar Rp. 6.813.772.000,-. Jika dilihat menurut jenisnya, jumlah terbanyak adalah Koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 8 buah, Koperasi Pegawai Negeri Sipil sebanyak 35 buah dan Koperasi Karyawan sebanyak 21 buah.
BAB IIIPENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kabupaten Kotabaru merupakan Kabupaten yang terluas yang ada di Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 9.442,46 Km². Kabupaten Kotabaru terbagi menjadi 20 kecamatan dan 192 kelurahan/desa. Wilayah Kabupaten Kotabaru juga terdiri dari 45 pulau besar dan kecil, yang terbesar adalah Pulau Laut, dan diantaranya ada beberapa pulau yang dapat dikategorikan sebagai pulau besar yaitu Pulau Sebuku, Pulau Kunyit, Pulau Sewangi. Posisi Kotabaru secara geografis terletak di sisi tenggara propinsi Kalimantan Selatan dengan titik koordinat diantara 2 20'-4 56' Lintang Selatan dan, 115 29'-116 30' Bujur Timur.
Wilayah Kabupaten Kotabaru berbatasan dengan:
Utara dengan propinsi Kalimantan Timur
Timur dengan selat makasar
Selatan dengan laut Jawa
Barat dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tanah Bumbu.
Potensi yang ada dan dapat dikembangkan di Kabupaten Kotabaru adalah sebagai berikut:
a.Potensi Daerah:
- Pertambangan
- Pertanian Padi
- Pisang
- Perikanan
- Kelautan
- Peternakan
- Agrobisnis Kehutanan dan Perkebunan
- Industri
b.Parawisata
- Air Terjun
- Wisata Alam
- Wisata Bahari
c. Infrastruktur
- Pelabuhan Laut
- Pelabuhan Ferry
- Jembatan Antar Pulau
- Sarana Telekomonikasi dan Informasi
- Bandar Udara Stagen
SARAN
Dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Kotabaru sebaiknya disesuaikan dengan potensi dan kondisi wilayah agar dapat dipotensikan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan pendapatan daerah supaya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan penduduk.
Dalam mengembangkan potensi suatu wilayah hendaknya memperhatikan aspek-aspek geografi agar dalam mengembangkan wilayahnya lebih mengerti dan memahami kebijakan apa yang dapat diambil dan dijalankan supaya dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan tanpa merusak lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Kotabaru diharapkan dapat lebih serius lagi dalam meninjau suatu daerah mengenai kondisi fisiknya dan memperbaharui sistem yang belum lancar serta mengembangkan suatu wilayah/kawasan yang memiliki keunggulan yang dapat mendatangkan devisa daerah untuk mensejahterakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pendapatan Daerah dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotabaru. 2007. Kotabaru Dalam Angka Tahun 2006. Kotabaru: Badan Pusat Statistik Kotabaru.
Badan Pendapatan Nasional diakses di http://www.bappenas.go.id/pesisir/document/Perda%20Kab.%20Kotabaru%20No.%2003%20Tahun%202002.pdf?PHPSESSID=263a6e2717f113b412b7c23d492d61a4 pada tanggal 14 Maret 2008.
Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: Universitas Negeri Malang
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/agrobisnis tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/air_terjun tanggal 4 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/industri tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/infrastruktur tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/kelautan tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/kemasyarakatan tanggal tanggal 5 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/lambang_daerah tanggal 27 Agustus 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/pemerintahan tanggal 4 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/pertambangan tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/pertanian tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/peta_administrasi tanggal 7 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/potensi_daerah tanggal 4 September diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/prasarana_daerah tanggal 4 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/wisata_alam tanggal 6 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/wisata_bahari tanggal 4 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di www.kotabarukab.go.id/wilayah_geografis tanggal 4 September 2007 diakses pada tanggal 3 maret 2008.
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2009
(23)
-
▼
Januari
(12)
- Antisipasi Gempa
- PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP BERBAGAI ASPEK DALAM ...
- cyber crime
- KEMISKINAN KAJIAN ASPEK SOSIAL DAN KERUANGAN
- Keadaan Bumi Sebagai Planet Biru
- KONDISI UMUM DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KO...
- cinta????
- Power Point PMPG
- Power Point Peta
- komik gempa
- Ini Poster Hesty
- PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
-
▼
Januari
(12)