Pengikut

Rabu, 11 November 2009

KONSEP GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi. Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’. Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re devie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Setiap manusia memiliki Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyingkap inti masalah atau pokok kajian geografi.

Definisi 1: Preston e James berpendapat bahwa, “Geografi dapat diungkapkan sebagai

induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan

selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.

Definisi 2: “Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman

(1954), dalam bukunya yang berjudul Geography a Spatial Interaction.

Definisi 3: Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi.

Definisi ini dikemukakan oleh Maurice Le Lannou (1959). Ia mengemukakan

dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.

Definisi 4: Paul Claval (1976) berpendapat bahwa ‘Geografi selalu ingin menjelaskan gejala-gejala dari segi hubungan keruangan’.

Definisi 5: Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam

konteks keruangan.

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:

1. bumi sebagai tempat tinggal;

2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);

3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan

4. pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

2. Konsep Esensial Geografi

a. Konsep Lokasi

Dalam studi Geografi orang selalu menyebut lokasi. Ada dua pengertian lokasi, yaitu lokasi absolute dan lokasi relative. Lokasi absolute adalah lokasi yang berkenaan dengn posisi menurut koordinat garis bujur dan garis lintang. Misalnya letak astronomis Indonesia berada pada posisi 950 BT - 1410 BT dan 60 LU – 110 LS. Lokasi relative adalah lokasi berdasarkan lingkungan sekitarnya. Misalnya, letak Indonesia diantara benua Asia dan benua Australia.

b. Konsep Jarak

Jarak mempunyai arti penting dalam kehidupan social ekonomi. Dalam Geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometri yang dinyatakan dalam satuan panjang seperti kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).

c. Konsep Keterjangkauan

Mudah atau sulitnya suatu lokasi untuk dijangkau, dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat. Misalnya, daerah pegunungan yang memiliki jaln setapak tentu saja merupakan daerah yang sulit untuk dijangkau.

d. Konsep Pola

Pola adalah tatanan geometri yang beraturan, pola dapat berbentuk garis linier, acak dan tersebar. Misalnya, pola pemukiman penduduk sepanjang jalan raya, atau sungai yang digunakan untuk lalu lintas, cenderung memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.

e. Konsep Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukan bumi. Ilmu geografi tidak dapat lepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti lembah, bukit, gunung dan dataran. Hal ini karena permukaan bumi merupakan objek studi geografi.

f. Konsep Aglomerasi

Aglomerasi adalah kecenderungan mengelompokkan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya, pengelompokkan permukiman daerah kumuh (slum), permukiman daerah elit dan pengelompokan pusat perdagangan.

g. Konsep Perbedaan Wilayah

Satu wilayah dengan wilayah lainnya tentu ada perbedaan baik fisik maupun social. Adanya perbedaan keruangan ini akan menyebabkan terjadinya hubungan atau interaksi antar wilayah. Misalnya perbedaan antara kondisi di pedasaan dan perkotaan.

h. Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan suatu sumber bersifat relative. Misalnya, wilayah pantai landai yang bersih dan jernih airnya, berpasir putih, belum tentu berarti bagi penduduk setempat yang berorientasi pada pemanfaatan sumber di daratan yang sederhana. Sebaliknya, bagi orang kota yang setiap hari sibuk, hidup berkecukupan, tinggal di kota yang sehari-hari selalu ramai, pantai seperti itu mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi.

i. Konsep Interaksi

Interaksi adalah terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara satu gejala dengan gejala lainnya. Misalnya, perbedaan antara kondisi daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Akibatnya terjadi hubungan antara pedesaan dan perkotaan, seperti terjadinya urbansasi, barang, dan informasi.

j. Konsep Keterkaitan Ruangan

Keterkaitan keruangan merupakan keterkaitan antara suatu fenomena dan fenomena yang lain. Misalnya, hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara daerah berbatuan kapur dan kesulitan air.

3. Perkembangan Ilmu Geografi

Pandangan geografi mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu sehingga definisinya berubah. Pandangan geografi dibedakan menjadi lima bagian yaitu:

a. Pandangan Geografi Klasik

Pada zaman yunani kuno pengetahun manusia tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi. Namun, sejak abad ke-6 SM pengaruh mitlogi it uterus berkurang semakin dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga pengetahuan tentang bumi mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti dan logika. Salah satu bukti bahwa pengetahuan telah didasarkan pada logika adalah telah adanya usaha untuk menjelaskan tentang suatu wilayah termasuk perilaku manusianya.

Orang yang pertama kali menguraikan seluk-beluk keadaan suatu tempat adalah Herodotus (485-428 SM). Herodotus membuat laopran perjalanannya selama melakukan penjelajahan benua dan samudera disertai dengan gambar-gambar dan peta. Laporan perjalanan tersebut dinamakan logografi.

Thales (640-548 SM) beranggapan bahwa bumi berbentuk keeping silinder yang terapung di atas air. Seabad kemudian pendapat Thales tidak dipakai lagi karena adanya pendapat baru yang dikemukan oleh Parmenides, yaitu bentuk bumi sebenarnya adalah bulat.

Heraclides (sekitar 320 SM) mengemukakan bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Selain itu diketahui pul adanya zona iklim, meskipun belum diketahui penyebabnya adalah letak sumbu bumi yang miring.

Strabo (64-20SM) dalam bukunya yang berjudul Geographica menjelaskan bahwa studi geografi tidak hanya mempelajari bentuk dan dimensi wilayah, tetapi juga tentang lokasinya. Selain itu juga mempelajari korelasi antara manusia dan lingkungan alamnya.

Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis (pertengahan abad ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu bentuk penyajian dengan peta terhadap sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum. Menurut Ptolomeus geografi lebih mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat kuantitatif. Ptolomeus juga merupakan seorang ahli dalam pembuatan peta. Dia menyumbangkan sejumlah kumpulan peta yang kemudian dikenal dengan atlas Ptolomeus.

Seorang ahli filsafat dari arab Ibnu Khaldun (1332-1406), menulis buku sejarah yang dapat dikatakan sebagai embrio ilmu kemasyarakatan. Ibnu Khaldun yang memperhatikan permasalahan irigasi, kehidupan bangsa nomad dan aktivitas perdagangan di daerah gurun. Ibnu Khaldun juga menguraikan penyebab munculnya kerajaan-kerajaan islam dan meramalkan ambruknya kerajaan-kerajaan tersebut. Ibnu Khaldun termasuk ahli geografi yang telah menunjukkan contoh cara menguraikan pengaruh lingkungan alam terhadap masyarakat disuatu wilayah.

b. Pandangan Geografi Modern (abad ke-18)

Pandangan geografi modern pada awalnya dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Kant, geografi merupakan disiplin ilmiah yang objek studinya adalah benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan berasosiasi dalam ruang (space).

Alexander von Humboldt (1769-1859) lebih berminat pada kajian fisik dan biologi. Humboldt adaah seorang ahli geografi asal Jerman yang melkukan perjalanan ke benua Amerika. Hasil dari perjalanannya itu adalah sebuah deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan vegetasi yang mendiaminya. Namun demikian, Humboldt juga tetap mmemperhatikan keberadaan manusia antara lain perhatiannya tentang kebudayaan penduduk asia dan kebudayaan penduduk amerika.

Karl Ritter (1779-1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran Humboldt, yaitu menjelaskan kegiatan manusia dalam suatu wilayah. Ritter menganggap permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terutama berdasarkan bentang alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebt bagi masyarakat yang akan menempati atau pernah menempati.

c. Pandangan Geografi akhir abad ke-19

Pada akhir abad ke-19 pandangan geografi dipusatkan terhadap iklim tumbuhan dan hewan (biogeografi) terutama pada bentng alamnya. Perhatian utama geografi pada masa ini adalah gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala social atau manusia tidak mengalami kemajuan. Perhatian geografi terhadap manusia pada akhir abad ke-19 mengacu pada pandangan Ritter, yaitu mengkaji hubungan manusia dengan lingkungannya.

George Peskins Marsh (1801-1882) adalah seorang ahli geografi dari Amerika Serikat yang perhatiannya adalah tentang pentingnya melakukan konservasi terhadap sumber daya. Marsh menekankan bahwa bukan permukaan bumi yang menentukan kehidupan manusia, tetapi manusia yang mengubah permukaan bumi untuk kehidupannya yang lebih baik. Akan tetapi, keadaan yang lebih buruk dapat terjadi apabila manusia merusak lingkungan alamnya.

John Wisley Powell (1834-1902) adalah juga seorang ahli geografi dari Amerika Serikat yang mempelajari bentang alam dan sumber daya air untuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Friedrich Ratzel (1844-1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan manusia. Ratzel dikenal tokoh geografi yang berpaham fisik determinis. Pendapatnya yang terkenal adalah alam sangat menentukan kehidupan manusia.

d. Pandangan Geografi abad ke-20

Salah satu cirri pandangan geografi pada abad ke-20 adalah kajiannya yang bercorak social budaya. Pandangan yang bercorak social budaya itu merupakan reaksi atas dominasi geografi alam hingga akhir abad ke-19.

Vidal de la Blache (1854-1918) mengemukakan pendapatnya bahwa dalam kajian geografi harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena tujuan geografi adalah interaksi antara manusia dan lingkungan fisiknya. Oleh karena itu, konsep geografi yang dikemukakan Vidal adalah kewilayahan.

Menurut Vidal faktor yang menentukan kehidupan manusia bukan hanya alam, melainkan genre de vie, yaitu pada dasarnya manusia dapat mempengaruhi faktor alam secara aktif dalam memenuhi kebutuhannya.

e. Pandangan Geografi Mutakhir

E.A. Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa metode analisis dapat digunakan dalam kajian geografi selama analisis trsebut mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Wrigley juga berpendapat bahwa geografi adalah disiplin ilmiah yang berorientasi pada masalah (problem oriented) dalam mengkaji interaksi antara manusia dan lingkungannya.

Pandangan geografi mutakhir juga dikemukakan oleh ahli geografi dari Inggris Roger Minshull (1970), bahwa geografi adalah studi tentang tempat, ruang, sebaran dan susunan dalam ruang.

Pandangan geografi mutakhir juga ditandai oleh adanya kajian-kajian geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah, terutama interaksi antara manusia dan lingkungannya. Kajian tersebut telah menggunakan metode statistic dan pemanfaatan computer untuk menganalisis dan menyimpan data.

f. Geografi Ortodoks dan Geografi Terintegrasi

Perbedaan pandangan terhadap geografi menghasilkan pengertian yang berbeda-beda sehingga tidak dapat diterima setiap orang. Akan tetapi, meskipun pandangan para ahli berbeda-beda terhadap geografi, mereka mengakui adanya element-element yang sama dalam geografi, yaitu sebagai berikut:

  1. Para ahli geografi mengakui adanya persamaan dengan ahli ilmu pengetahuan bumi (Earth Science) yang lain karena wilayah kajiannya sama, yaitu permukaan bumi dan bukan ruang yang bersifat abstrak. Menurut para ahli geografi permukaan bumi merupakan lingkungan hidup bagi manusia yang dapat mempengaruhi kehidupannya dengan mengubah dan membangunnya.
  2. Para ahli geografi mempunyai perhatian sama yaitu persebaran manusia dalam ruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Para ahli geografi mengkaji cara tentang pengelolaan wilayah yang tepat untuk memanfaatkan ruang dan sumber daya.
  3. Para ahli geografi mengakui adanya unsur-unsur yang sama dalam geografi, antara lain jarak, interksi, gerakan (mobilitas) dan persebaran.

Adanya persamaan-persamaan dalam kajian geografi berpengaruh terhadap perkembangan topic yang berhubungan dengan geografi. Oleh karena itu, pada saat ini kajian geografi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu geografi ortodoks dan geografi terintegrasi.

geografi ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu wilayah (Geografi Regional) dan analisa terhadap sifat-sifat sistematiknya (Geografi Sistematik). Geografi ortodoks dibagi menjadi lima bagian sesuai dengan topic-topiknya, yaitu sebagai berikut:

1. Geografi fisik yaitu, geografi yang melakukan kajian terhadap fenomena-fenomena fisik geosfer dan lingkungannya. Geografi fisik antara lain meliputi geologi, geomorfologi, hidrologi, oseanografi, klimatologi, meteorology dan pedologi.

2. Geografi manusia yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap aktivitas manusia, antara lain meliputi geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi social, geografi pedesaan dan geografi perkotaan.

3. Geografi regional yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap perwilayahan (zona) dan cultural. Geografi perwilayahan (zona) antara lain terdiri dari geografi tropika, daerah arid dan daerah kutub. Geogarfi cultural antara lain terdiri dari geografi asia tenggara, amerika latin dan Eropa Barat.

4. Geografi teknik, yaitu geograf yang melakukan kajian terhadap bidang teknik dalam geografi, antara lain terdiri dari kartografi, penginderaan jauh dan metode kuantitatif geografi.

5. Geografi filsafat yaitu geografi yang melkukan kajian terhadap hakikat, sebab, asal dan hokum yang brkenaan dengan bidang geografi, antara lain metodologi geografi dan geografi sejarah.

b. Geografi Terintegrasi

Adalah kajian geografi dengan jalan memadukan antara elemen-elemen geografi sistematik dan geografi regional sehingga disebut juga geografi terpadu. Oleh karena itu, didalam kajiannya geografi terintegrasi menggunakan tiga analisis, yaitu analsis keruangan, kelingkungan dan wilayah.


Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
ehm.. gimana y?? klo g knal g syang.. gtu... gamapangkan...