Pengikut

Minggu, 15 April 2012

PENILAIAN HASIL KERJA (PRODUCT ASSESSMENT) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Pendahuluan

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang saling terkait dan merupakan satu kesatuan. Ketiga kegiatan tersebut adalah penentuan tujuan, perencanaan pengalaman belajar, dan penentuan prosedur evaluasi. Adapun ketiga kegiatan tadi merupakan unsur pokok (anchor points) dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mewakili semua kemampuan siswa yang ingin dicapai. Rumusan tujuan harus dapat diukur secara baik. Tujuan-tujuan pembelajaran itu diupayakan pencapaiannnya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan secara matang.

Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang telah dirumuskan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan ajar dan latihan yang dipilih dan disusun secara teliti agar tujuan benar-benar dapat dicapai dengan baik. Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran itu dilakukan dengan menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu yang telah direncanakan. Itulah hakekat evaluasi dalam desain penyelenggaraan pembelajaran sebagai bagian akhir dari rangkaian ketiga pokok kegiatan tersebut diatas.

Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memberi sinyalemen kepada guru untuk melakukan perubahan dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran telah diberikan rambu-rambu dalam silabus berupa Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sedangkan tujuan secara mendetail dan lebih terfokus pada materi dirumuskan berupa indikator-indikator yang harus dirumuskan sendiri oleh guru. Dengan pemberian pengalaman pembelajaran untuk mencapai suatu konsep tertentu, maka proses evaluasi juga mengalami perubahan. Proses evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan. Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment.

B. Pembahasan

1. Product Assessment

a. Pengertian

Penilaian hasil kerja siswa (Product Assessment) adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua tahapan penilaian yaitu: (1) penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa; (2) penilaian tentang kualitas teknis maupun estetika hasil karya/ kerja siswa.

Hasil kerja yang dimaksud di sini adalah produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik, koreografi, karya sastra tidak termasuk hasil kerja yang dimaksud disini.

Beberapa contoh penilaian hasil kerja siswa:

Ø Penilaian keterampilan siswa dalam menggunakan berbagai teknik melukis;

Ø Penilaian keterampilan siswa dalam menggunakan alat pertukangan secara aman;

Ø Penilaian keterampilan siswa untuk memanggang roti dengan tekstur roti yang halus.

b. Tahapan Dalam Membuat Suatu Hasil Kerja

Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir. Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.

Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu produk:

Ø Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide;

Ø Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja;

Ø Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

c. Tujuan Penilaian Hasil Kerja

Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru untuk:

Ø Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya;

Ø Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;

Ø Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

d. Perencanaan Dalam Menilai Hasil Kerja Siswa

Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:

Ø Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur

Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:

· Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di bawahnya.

· Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).

Ø Jumlah dan objektivitas hasil kerja

Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.

e. Pengelolaan Hasil Kerja

Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.

Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:

Ø Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

Ø Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang akan dinilai.

Ø Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.

Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.

f. Penilaian Dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa

Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:

Ø Anekdotal

Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa; misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:

· Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja.

· Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.

Ø Skala penilaian analitis

Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain.

Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Ø Skala penilaian holistik

Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

C. Penutup

Proses evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan. Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment.

Penilaian hasil kerja siswa (Product Assessment) adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua tahapan penilaian yaitu: (1) penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa; (2) penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/ kerja siswa. Hasil kerja yang dimaksud di sini adalah produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung.

DAFTAR RUJUKAN

Brown, Douglas H. 2004. Language Assessment, Principle and Class­room Practices. San Francisco: Longman.

Lynch, Brian K. 1996. Language Program Evaluation. Cambridge: Cambri­dge University Press.

Marhaeni, AAI. 2007. Asesmen Berbasis Kelas dalam KTSP. Makalah disampaikan pada Pelatihan KTSP bagi Guru SMP/MTs di Kabupaten Tabanan Tanggal 10-14 September 2007

Mertler, Craig A. 2009. Classroom Asessmen : Overview assessment techniquet. Power Point ke-4.

Mueller, John. 2008. Authentic Assess­ment Toolbox. North Central College http: / / www.noctrl.edu/, Naperville, http://jonathan.-mueller.faculty.noctrl.edu / toolbo x/index.htm (Diunduh 27 Februari 2011).

............... 2003. Sistem Penilaian Kelas. Jakarta: DEPDIKNAS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Malang

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X/2

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

1. Menganalisis unsur-unsur geosfer

B. Kompetensi Dasar

1. Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

C. Indikator

1. Membuat Diorama Rumah Kaca Mini

2. Menganalisis suhu udara dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

D. Tujuan Pembelajaran

Pada pembelajaran ini siswa diharapkan dapat:

1. Membuat diorama rumah kaca mini

2. Membandingkan suhu udara di dalam ruangan dan di luar ruangan.

3. Menganalisis dampak suhu udara terhadap kehidupan di muka bumi.

E. Materi Pelajaran

1. Dinamika cuaca dan iklim

2. Unsur-unsur cuaca dan iklim

3. Dampak cuaca dan iklim terhadap kehidupan di muka bumi

F. Metode Pembelajaran

- Pendekatan : Contextual Teaching and Learning

- Strategi : Cooperative Learning

- Metode : Investigasi Kelompok dan Diskusi

G. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

- Wardiyatmoko, k. 2006. Geografi untuk SMA kelas X. Erlangga: Jakarta

- Hestiyanto, Yusman. 2006. Geografi Untuk SMA Kelas X. Yudhistira: Jakarta

- Meurah, Cut. 2006. Geografi Untuk SMA Kelas X. Phibeta. Jakarta

- Pedoman pengembangan silabus KTSP SLTA

- LKS (Terlampir)

- Lembar nama kelompok untuk undian presentasi

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi : - Memberi salam kepada siswa dan berdoa

- Mengecek kehadiran siswa dengan menanyakan yang tidak hadir

b. Motivasi : - Menunjukan kepada siswa bagaimana cuaca di luar kelas pada siang hari ini

- Tanya jawab tentang cuaca yang dirasakan siswa di sekitar kelas yang dihubungakan dengan konsep cuaca dan unsur-unsur cuaca: konsep suhu yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu (membuat diorama rumah kaca mini, membandingkan suhu udara di dalam ruangan dan di luar ruangan, dampak suhu udara terhadap kehidupan di muka bumi, menentukan pergerakan dan arah angin, serta dampak angin terhadap kehidupan di muka bumi).

2. Kegiatan Inti

a. Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan siswa selama proses pembelajaran

b. Membagi siswa menjadi 8 kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Adapun nama-nama kelompoknya sebagai berikut: kelompok Rinjani, kelompok Bromo, kelompok Kelud, kelompok Merapi, kelompok Wilis, kelompok Fuji, kelompok Himalaya, kelompok Krakatao

c. Membagi alat-alat untuk membuat diorama rumah kaca mini dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

d. Menjelaskan cara kerja bagaimana pembuatan diorama rumah kaca mini dan pengamatan suhu yang harus dilakukan siswa di dalam dan luar diorama tersebut

e. Jika penjelasan yang diberikan sudah jelas, siswa yang terbagi dalam kelompok di minta untuk segera melaksanakan tugas tersebut

f. Membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas

g. Melaksanakan investigasi dengan melakukan pengamatan kerja pada masing-masing kelompok

h. Pelaporan hasil kerja masing-masing kelompok secara lisan. Setiap kelompok menjelaskan bagaimana:

- Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide;

- Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja;

- Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

Selain itu juga siswa juga menjelaskan hasil pengamatan suhu di dalam dan diluar diorama yang telah dibuat.

i. Guru menentukan kelompok yang akan mewakili presentasi dari hasil kerja masing-masing kelompok dengan cara diundi. Kelompok lain memberi tanggapan berdasarkan hasil diskusi kelompok

j. Klarifikasi guru dari hasil investigasi dan diskusi siswa.

3. Kegiatan Penutup

a. Bersama-sama siswa menyimpulkan hasil kegiatan pada hari ini

b. Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari itu dengan meminta seorang siswa memberikan kesan setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan itu

c. Tindak lanjut dengan memberikan penugasan kepada siswa

· Membuat kliping secara individu mengenai “Pemanasan Global (Global Warming)”

· Membaca buku Geografi SMA Kelas X tentang ”Unsur Cuaca: Awan dan Kelembaban Udara” untuk persiapan materi pertemuan berikutnya.

I. Penilaian

Non Tes:

· Produk: hasil kerja kelompok dalam pembuatan diorama rumah kaca mini (terlampir).

· Produk: hasil kerja individu dalam bentuk kliping (terlampir).

Malang, 17 Mei 2011

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Malang Guru Mata Pelajaran

Dra. Hj. Aniek Suryatiningsih Neni Wahyuningtyas Nsih MATHEUS ZENADI, S.P NIP. 130 924 422 NIM. 205351480156

NIP. 130 924 422 NIM. 100721507343

Dr

Lampiran

1. Penilaian Produk Siswa Dalam Pembuatan Diorama Rumah Kaca Mini

RUBRIK PENILAIAN HASIL KERJA SISWA

PEMBUATAN DIORAMA RUMAH KACA MINI

No

Penilaian

Kriteria yang diukur

Tingkat Kemampuan

1

2

3

1.

Tahap Persiapan

- Ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat

- Terampil dalam membuat perencanaan

- Kreatif dalam mengembangkan ide

2.

Tahap Produksi

- Jeli dan terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan

- Terampil dalam teknik kerja

3.

Tahap Akhir

- Produk yang dihasilkan mempunyai estetika tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, kerapian produk)

- Terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya

4.

Kerjasama

- Kekompakan anggota kelompok

- Pembagian tugas secara merata

Keterangan Skor:

Tahap Persiapan

Skor 3 = Siswa mempunyai ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat, terampil dalam membuat perencanaan, kreatif dalam mengembangkan ide

2 = Siswa mempunyai ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat, terampil dalam membuat perencanaan, tidak kreatif dalam mengembangkan ide

1 = Siswa mempunyai ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat, tidak terampil dalam membuat perencanaan, tidak kreatif dalam mengembangkan ide

Tahap Produksi

Skor 3 = Siswa mempunyai kejelian dan terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan, terampil dalam teknik kerja

2 = Siswa mempunyai kejelian dan terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan, tidak terampil dalam teknik kerja

1 = Siswa mempunyai kejelian, tidak terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan, tidak terampil dalam teknik kerja

Tahap Akhir

Skor 3 = Produk yang dihasilkan mempunyai estetika tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, kerapian produk), terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya

2 = Produk yang dihasilkan mempunyai estetika tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, kerapian produk), tidak terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya

1 = Produk yang dihasilkan mempunyai estetika (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, tidak mempunyai kerapian produk), tidak terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya

Kerjasama

Skor 3 = Anggota kelompok mempunyai kekompakan dalam bekerjasama, pembagian tugas dilakukan secara merata

2 = Anggota kelompok mempunyai kekompakan dalam bekerjasama, pembagian tugas tidak dilakukan secara merata

1 = Anggota kelompok tidak mempunyai kekompakan dalam bekerjasama, pembagian tugas tidak dilakukan secara merata

Skor Maksimum adalah 4 x 3 = 12

Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimum

Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 79 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = ‹ 60 : Kurang

2. Penilaian Produk Siswa Berupa Kliping

RUBRIK PENILAIAN KLIPING

“PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)”

No

Nama Siswa

Aspek Penilaian

Skor

Nilai

Ket

Tema

Sumber

Isi

Analisis

Keterangan Skor:

Aspek Tema

Skor 4 = Ada tema, sesuai dan menarik

3 = Ada tema, sesuai/ menarik

2 = Ada tema tetapi tidak sesuai/tidak menarik

1 = tidak ada tema

Aspek Sumber

Skor 4 = Ada sumber, lengkap dan akurat

3 = Ada sumber, lengkap/akurat

2 = Ada sumber tetapi tidak lengkap dan tidak akurat

1 = tidak ada sumber

Aspek Isi

Skor 4 = Isi sesuai tema, berbobot, dan terkini

3 = isi sesuai tema dan berbobot/terkini

2 = Isi sesuai tema tetapi tidak berbobot/terkini

1 = Tidak ada isi

Aspek Analisis

Skor 4 = Ada analisis, memiliki wawasan, berbobot dan terkini

3 = Ada analisis dan memiliki wawasan/berbobot/terkini

2 = Ada analisis tetapi tidak ada wawasan/tidak berbobot/tidak terkini

1 = Tidak ada analisis

Skor Maksimum adalah 4 x 4 = 16

Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimum

Kriteria Nilai

A = 80 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 79 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = ‹ 60 : Kurang

Lampiran

LEMBAR KEGIATAN SISWA

1. Judul : Diorama Rumah Kaca Mini

2. Mata Pelajaran : Geografi

3. Kelas/Semester : X/2

4. Alokasi Waktu : 45 Menit

5. Kompetensi Dasar : Menganalisis atmosfer dan dampaknya

terhadap kehidupan di muka bumi

6. Petunjuk Belajar :

a. Baca secara cermat LKS ini sebelum Anda Mengerjakan tugas

b. Lakukan pembuatan diorama rumah kaca mini, pengamatan dan pencatatan sesuai prosedur

c. Diskusikan tugas/permasalahan secara bersama dalam kelompok

d. Apabila Anda/kelompok Anda menemui kendala/permasalahan dalam menyelesaikan tugas, konsultasikan kepada Guru.

Efek Rumah Kaca

Atmosfer seperti rumah kaca raksasa yang menutupi bumi. Rumah kaca adalah bangunan yang terbuat dari kaca yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman. Kaca membiarkan sinar matahari masuk ke dalamnya dan menjaga supaya udara di dalamnya tetap hangat. Atmosfer juga berfungsi seperti jendela yang membiarkan sinar matahari masuk ke dalamnya sehingga bisa menghangatkan permukaan bumi. Sebagian panas akan diserap oleh tanah dan air. Sebagian yang lain diradiasikan atau dipantulkan kembali ke udara. Dengan cara yang sama, atap rumah kaca mencegah supaya udara hangat tidak keluar. Gas-gas yang berada di lapisan atmosfer yang lebih rendah akan menahan sebagian besar panas di permukaan bumi dan mencegahnya supaya tidak keluar ke luar angkasa. Kehangatan atmosfer yang dihasilkan melalui penyerapan panas dikenal dengan efek rumah kaca.

RUMAH KACA MINI

Rumah kaca papan mudah dibuat dan sangat baik untuk menumbuhkan biji-biji dalam pot-pot kecil atau kardus-kardus susu. Perlengkapan yang diperlukan untuk percobaan ini dapat dicari di toko bahan bangunan atau toko perkebunan

Wacana:

7. Sumber/Bahan/Alat:

· 5 papan kayu dengan ukuran lebar 8 inci (20 cm) dan panjang 3 kaki (1m)

· 8 balok beton dengan ukuran 8x8 kaki

· Gunting

· Lembaran plastik tebal dengan ukuran lebar 3 kaki (39 cm) dan panjang 10 kaki (3 m)

· Paku pines

· Bilah kayu dengan ukuran panjang 3 kaki (1 m), (bilah kayu adalah bidang kayu yang tipis)

· Cat

· tanaman dalam pot-pot yang kecil

8. Tugas:

a. Masing-masing kelompok melakukan pembuatan diorama rumah kaca mini sesuai dengan prosedur yang ada

b. Amati bagaimana perbandingan suhu di dalam dan luar ruangan diorama rumah kaca mini

c. Deskripsikan/ceritakan hasil pengamatan ke dalam format yang sudah terlampir

d. Hasil kerja kelompok yang sudah selesai di diskusikan bersama-sama.

9. Penilaian

Selama siswa melakukan pengamatan, pengukuran dan penyelesaian tugas kelompok maka akan dilakukan penilaian dengan kriteria seperti tertera dalam rubrik dalam lampiran instrumen penilaian.

PROSEDUR KERJA

PEMBUATAN DIORAMA RUMAH KACA MINI

Catalan: Susunlah di lokasi dengan sinar matahari di luar ruangan.

1. Susunlah papan-papan dan balok-balok untuk membuat 4 susun rak seperti di tunjukkan pada gambar berikut ini:

2. Potonglah lembaran plastik tebal untuk menutup bagian belakang dan sisi-sisi rak. Lekatkan plastik ke rak dengan menggunakan paku pines.

3. Potong lagi lembaran plastik tebal untuk menutup bagian depan rak dan lekatkan dengan paku pines pada bagian atas rak sehingga menggantung. Berilah bilah kayu di ujung plastik bagian bawah. Ini akan menambah berat plastik dan menjaganya supaya tidak tertiup angin.

4. Warnai dan hiaslah sesuai selera.

5. Masukkan pot-pot tanaman ke dalam rak-rak yang ada.

6. Pada siang hari yang cerah, masukkan tanganmu ke dalam plastik untuk merasakan suhu udara di dalam rumah kaca mini. Bagaimana perbandingannya dengan udara yang ada di luar ruangan diorama?

7. Catatlah hasil pengamatan ke dalam format yang telah terlampir.

FORMAT

HASIL PENGAMATAN SUHU UDARA

Kelompok :.........................

Anggota : 1. ....................

2. .....................

3. .....................

4. .....................

5. .....................

No

Perbandingan Suhu Udara

Di Dalam Ruangan Diorama Rumah Kaca Mini

Di Luar Ruangan Diorama Rumah Kaca Mini

1 komentar:

Berbagai Info mengatakan...

Makasih ini sangat bermanfaat, terutama bagi sekolah yang mau akreditasi. Kebetulan sekolah saya mau akreditasi. Ijin copy

Mengenai Saya

Foto saya
ehm.. gimana y?? klo g knal g syang.. gtu... gamapangkan...